Mohon tunggu...
Riki Goi
Riki Goi Mohon Tunggu... Lainnya - S1-Ilmu Politik

"Menjadi Hebat dengan Mempertajam Daya Kritis Anak Muda"

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Entahlah

17 Januari 2022   15:53 Diperbarui: 17 Januari 2022   16:09 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sore di lorong perumahan,
Di balik pintu kayu yang dilapisi seng bekas,
Berjejer kepala-kepala cendikiawan,
Sambil menyeruputi secangkir kopi kebosanan,

Dari teguk ke teguk-nya rasanya masih saja hambar,
Demi mengubah rasanya aku memilih bercinta dengan sajak,
Saat kata ku urai menjadi puisi,
Ada lirik dari alis yang tak ingin berpaling,

Di depan mata ada bocah yang menampakkan jejaknya,
Di bawah tugu berlabelkan wadah pembinaan,
Bocah itu bertanya kepada benaknya !
Apakah mungkin mereka yang dibalik pintu itu,
Bertukar gagasan mendiskusikan apa yang kupikirkan ?
Ataukah ini pikir kecilku yang bagi mereka tidak bermakna apa-apa ?

Ah entahlah...
Asalkan mereka jangan sama seperti tuan penguasa,
Pernah bercumbu dengan gagasan seperti halnya mereka sekarang,
Namun ketika berjas penguasa,
Rakyat dijadikannya domba taruhan.

Riki Goi
Senin 17 Januari 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun