Mohon tunggu...
Riki Goi
Riki Goi Mohon Tunggu... Lainnya - S1-Ilmu Politik

"Menjadi Hebat dengan Mempertajam Daya Kritis Anak Muda"

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Aktivis Sepi

26 Oktober 2021   19:23 Diperbarui: 26 Oktober 2021   19:31 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rumah ku punggung jalanan,
Beratapkan langit yang penuh sandiwara,
Kadang cerah menawarkan bahagia,
Kadang pilu menghadirkan awan keresahan,
Keduanya silih-berganti bertukar kesempatan.

Kesempatan itu mencoba membuat ku patah,
Namun aku terlahir untuk tidak lekang oleh panasnya penindasan,
Aku terlahir untuk tidak lapuk oleh derasnya penghianatan,
Aku harus tunas dikala musim panas maupun hujan.

Aku adalah mereka yang menjajakan koran di setiap titik lampu merah,
Aku adalah mereka yang setia menguliti bumi dibawah payung kegersangan,
Aku adalah mereka yang meneriakkan kebenaran dengan berujung dipenjara,
Aku adalah mereka yang melawan lupa jejak dusta kekuasaan,

Aku aktivitas sepi yang terus menjerit,
Dipaksa mengendus cuaca dan membaca gejala,
Baik musim gugur maupun hujan,
Menyuarakan aspirasi rakyat dalam pusaran republika.

Riki Goi
Selasa, 26 Oktober 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun