Mohon tunggu...
Humaniora Pilihan

Hubungan Matematika dengan Rajutan

17 Maret 2019   13:18 Diperbarui: 17 Maret 2019   16:30 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Matematika" pasti kalian sudah tidak asing dengan kata ini. Banyak orang yang beranggapan matematika adalah sesuatu yang menyeramkan, menakutkan, dan bahkan ada yang bilang matematika adalah musuh yang nyata. Padahal matematika adalah sesuatu yang menyenangkan, unik dan mengasikkan.

Contohnya ketika kita mengerjakan soal matematika dan menemukan jawabannya pasti merasa senang sekali karena bisa menemukan jawabannya dan ketika belum menemukan jawabannya kita penasaran, " Apa sih jawabannya?" sehingga kita berusaha untuk mencari jawabannya, kadang ada yang menanyakan kepada temannya ada juga yang sampai menanyakan kepada Gurunya, nah, itu bukti kalau matematika itu adalah sesuatu yang mengasyikkan.

Sebenarnya sesuatu apapun itu apabila kita sudah mencintainya pasti apapun yang ada pada diri itu semuanya terasa menyenangnkan. Seperti halnya matematika kita bisa senang dengan matematika dengan cara mencintai dulu matematika itu, maka  suka dengan matematika.

Dalam kehidupan sehari-hari kita pasti menjumpai matematika akan tetapi karena yang ada dalam pikiran kita matematika adalah sesuatu yang menyeramkan sehingga kita sulit untuk memahaminya padahal tanpa kita sadari dalam kehidupan sehari-hari pasti kita bertemu dengan sesuatu yang berhubungan dengan yang namanya matematika. Contoh: Ketika memasak pasti bahan-bahan yang akan dimasak menggunakan takaran sehingga rasanya pas dilidah.

Seandainya tidak menggunakan takaran bagaimana jadinya kita memasukkan bahan-bahan yang akan kita masak terserah kita sehingga masakan yang kita masak hasinya tidak karuan, kemudian contoh lagi ketika memberikan satu buah semangka kepada keluarga kita sehingga keluarga mendapatkan semua buah semangka maka yang akan kamu lakukan pasti memotongnya sebanyak anggota keluarga agar semua mendapatkan bagiannya masing-masing.

Dalam konsep matematika itu termasuk dalam konsep pembagian dimana satu buah semangka dibagikan kepada sebanyak anggota keluarga misalnya banyak anggota keluarganya delapan orang maka semangka tersebut akan dipotong sebanyak delapan agar semua anggota keluarga mendapatkan bagian buah semangka.

Kadang saya berpikir matematika itu seperti rajutan. Ketika seseorang ingin tahu merajut maka ia harus belajar merajut dari yang paling dasar terlebih dahulu agar lebih mudah memahaminya, karena apabila ingin tahu merajut tapi tidak tahu dasarnya, maka sulit untuk merajut, baik tas, songkok, dan lain-lain. Meskipun kita tahu model rajutan. Namun apabila kita belajar merajut dari dasarnya terlebih dahulu dan didasari rasa ingin tahu yang kuat, itu lebih mudah memahami model-model rajutan, bahkan membuat sesuatu/barang dari rajutan itu lebih mudah daripada ketika kita belum memahami cara dasarnya.

Mustahil apabila kita ingin membuat sesuatu dari rajutan, karena dasarnya saja sudah tidak bisa apalagi membuat barang dari rajutan. Sama halnya dalam matematika ketika kita ingin tahu matematika maka yang harus kita lakukan pertama kali adalah belajar matematika dari dasarnya terlebih dahulu agar mudah memahaminya. Seperti halnya dalam pelajaran barisan dan deret, ketika kita dalam pelajaran operasi hitung saja tidak bisa maka sulit untuk memahami pelajaran barisan dan deret.

Jadi ketika kita ingin tahu sesuatu, maka kita harus memulai dari yang paling dasar atau mudah terlebih dahulu agar lebih mudah memahaminya. Karena apabila kita memulai sesuatu langsung dari tengah bahkan puncak dari sesuatu tersebut, maka sulit kita bisa melakukan hal tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun