Batik ciprat merupakan teknik pembuatan batik yang dilakukan dengan cara mencipratkan malam (lilin) ke atas kain, menciptakan pola yang unik dan abstrak. Teknik ini sangat cocok untuk para penyandang disabilitas, karena tidak memerlukan ketelitian dalam menggambar pola seperti batik tulis pada umumnya. Hasil akhirnya adalah karya batik yang penuh keindahan dengan karakter khas, menunjukkan bahwa kreativitas tidak terbatas oleh kondisi fisik.
"Melalui Batik Ciprat, kami ingin menunjukkan bahwa setiap orang memiliki potensi kreatif, termasuk teman-teman difabel. Ini adalah bentuk nyata bahwa keterbatasan bukanlah halangan untuk berkarya dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat," ujar [Dr. Hanuring Ayu Ardhani Putri, SH., MH], Ketua Program Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat . Pengabdian Kepada Masyarakat yang dilakukan kepada teman-teman (HWDI) Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia Kab. Rembang merupakan kolaborasi dari Universitas Islam Batik Surakarta dengan Universitas Sebelas Maret.
Hingga saat ini para penyandang disabilitas menghadapi berbagai tantangan yang dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan bahkan kesejahteraan mereka. Hal inilah yang menyebabkan disabilitas sulit dalam mengembangkan potensi mereka. Pemberdayaan dilakukan guna menguatkan unsur keberdayaan dalam meningkatkan harkat dan martabat masyarakat yang berada dalam kondisi tidak mampu dengan mengandalkan kekuatannya sendiri sehingga keluar dari ranah kemiskinan dan keterbelakangan. Adanya pemberdayaan memberikan penyadaran kepada masyarakat agar berpartisipasi dalam semua kegiatan yang ada. Suatu pemberdayaan sangat erat hubungannya dengan partisipasi masyarakat itu sendiri dikarenakan partisipasi masyarakat menjadi salah satu faktor keberhasilan pemberdayaan. Faktor yang berpengaruh pada partisipasi masyarakat yaitu tingkat pendidikan dan pengetahuan .
Konsep pemberdayaan menekankan bahwa masyarakat mendapatkan keterampilan, pengetahuan, dan kekuasaan untuk mempengaruhi kehidupannya dan kehidupan masyarakat lain yang menjadi perhatiannya . Proses pemberdayaan tidak hanya dilakukan oleh kelompok tertentu seperti masyarakat kelas sosial ekonomi rendah, kelompok minoritas etnis, wanita, populasi lanjut usia, melainkan para penyandang disabilitas juga berhak mendapatkan pemberdayaan yang sama. Potensi para penyandang disabilitas inetelektual bisa diberdayakan melalui kerajinan khas Indonesia yaitu pembuatan batik. Pemberdayaan dengan menggunakan batik dapat dilakukan dengan batik ciprat yang memudahkan para penyandang disabilitas intelektual dalam berkarya karena pembuatannya mudah hanya dengan menyipratkan cairan malam (lilin) diatas kain mori . Program Pengabdian Masyarakat ini bertujuan untuk 1) pengembangan bidang manajemen melalui pelatihan manajemen SDM, 2) pengembangan bidang sosial kemasyarakatan melalui pelatihan creativepreneurship pembuatan batik ciprat.
Pelatihan creativepreneurship melalui pelatihan pembuatan batik ciprat yang telah dilakukan ini diharapkan akan mampu menjadi terobosan baru untuk teman-teman difabel HWDI bisa berkarya dan meningkatkan ekonomi dengan bekal keterampilan yang mereka miliki.
Ucapan terimakasih tim pengabdian sampaikan kepada:
DRPTM Kemdikbud Ristek
LPPM Universitas Islam Batik Surakarta
Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia Kab. Rembang