Plastik merupakan bahan yang digunakan pada kegiatan sehari-hari kita, bahan ini dapat dijadikan benda dan kemasan suatu produk yang mana tidak lepas dari kehidupan manusia seperti kita. Menurut laporan Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum) yang berjudul White Paper on Plastics Circular Economy and Global Trade terbitan Juli 2020. Sekiranya sebanyak 400 juta ton plastik dihasilkan dunia setiap tahunnya. Plastik berbahan sangat ringan sehingga sering dipakai untuk kebutuhan. Namun sayangnya plastik ini justru mengandung zat yang justru dapat membahayakan manusia itu sendiri bahkan seluruh makhluk hidup.
Plastik ini sering berakhir menjadi sampah yang tidak dapat terurai dan mencemari lingkungan termasuk wilayah perairan. Menurut International Coastal Cleanup (ICC) pada 2019 sebanyak 97.457.984 jenis sampah dengan berat total 10.584.041 kilogram ditemukan di laut. Kebanyakan sampah yang ditemukan berupa kemasan makanan, sedotan, alat makan plastik, gelas plastik, kantong plastik, dan botol minum plastik. Indonesia sendiri merupakan negara kepulauan yang sebagian besar wilayahnya adalah wilayah laut. Tidak mudah bagi kita untuk menangani kasus darurat sampah ini.
Penduduk sekitar yang biasa mencari ikan sudah menyuarakan keluhan soal sampah plastik yang sering didapat dibandingkan dengan ikan. Hasil perhitungan sementara dari Tim Koordinasi Sekretariat Nasional Penanganan Sampah Laut, total sampah yang masuk ke laut pada tahun 2020 diperkirakan mencapai 521.540 ton, di mana sekitar 12.785 ton berasal dari aktivitas di laut,” kata Nani selaku pejabat di Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi. Pemerintah telah menargetkan pengurangan sampah selama 70 persen pada tahun 2025 nanti dengan membentuk tim terpadu sejak 2019 lalu sesuai amanat Perpres nomor 83 tentang penanganan sampah laut yang terbit September 2018. Ada enam belas kementerian dan lembaga di dalamnya untuk menyusun program yang terpadu.
Dari perhitungan tim ini mendapatkan hasil sekurangnya telah dicapai pengurangan sampah di laut sebesar 15 persen pada 2018-2020. Maka peran kita untuk membantu pengurangan sampah tersebut adalah dengan melakukan reduce, yaitu mengurangi penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari kita. Kegiatan ini dimulai dari hal terkecil yang biasa kita lakukan seperti penggunaan alat makan, tas belanja dan kegiatan lainnya yang akan diulas pada artikel ini.
Sampah plastik merupakan barang bekas atau barang sekali pakai yang sering digunakan oleh masyarakat dan sampah plastik terbuat dari bahan kimia yang tidak mudah terurai serta terbarukan dan harus menunggu beratus tahun untuk terurai. Pada umumnya, sampah plastik digunakan untuk membungkus bermacam makanan, minuman ataupun barang-barang yang dipakai dalam kehidupan sehari-hari. Dampak dari pemakaian plastik ini bisa menjadi pencemaran di darat maupun di laut. Bagi pencemaran di laut, banyak hewan-hewan yang mati karena kotornya air laut yang disebabkan banyaknya sampah, akibatnya laut menjadi tidak terawat karena penumpukan sampah yang sangat banyak.
Berbagai macam plastik yang telah menjadi elemen konstan pada hidup kita seperti kemasan produk, bahan kosmetik, dan sebagainya. Hadirnya plastik yang beraneka ragam membuat sebuah fakta bahwa sangat sulit untuk tidak memakai plastik. Maka dari itu, dengan mengurangi plastik bukan hanya dari perubahan kebiasaan saja, tetapi dibutuhkan juga pola pikir yang berubah. Berikut beberapa solusi yang dapat kita lakukan untuk mengurangi pemakaian sampah plastik:
1. Mengurangi pemakaian sedotan berbahan plastik
Jika kita membutuhkan sedotan untuk minum, usahakan untuk menggunakan sedotan berbahan stainless steel yang dapat dipakai berulang kali. Penggunaan sedotan plastik yang besar akan menimbulkan masalah lingkungan seperti matinya biota perairan. Hal tersebut dikarenakan hewan laut akan mengira bahwa sedotan plastik adalah makanannya.