Mohon tunggu...
Cici
Cici Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hanya manusia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Korupsi Kok Nyalahin Pemerintah?

15 Januari 2023   15:36 Diperbarui: 15 Januari 2023   15:40 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Korupsi selalu menjadi topik hangat ditengah masyarakat Indonesia . Hangatnya pembahasan korupsi sejalan dengan kasus korupsi yang terus tumbuh dan tidak punah dari negara ini. Perhatian publik terhadap isu korupsi nyatanya memang harus dilakukan,mengingat negeri ini dan tindakan korupsi para penguasanya telah menjadi bagian dari sejarah dan meninggalkan warisan ingatan yang terus berlanjut hingga sekarang.Masyarakat setuju untuk menolak dan mengutuk tindakan korupsi, berbagai macam pembahasan mulai dari pencegahan, penanganan, dan penghukuman kerap digaungkan oleh rakyat . Lemahnya hukuman koruptor menjadi pembahasan yang paling dominan yang digaungkan oleh rakyat. Hukuman sebagai efek jera dan bentuk penebusan dosa bagi para koruptor berjalan cacat di negeri ini,rasanya tidak berlebihan apabila masyarakat berasumsi bahwa korupsi di negeri ini memang dipelihara atau memang ingin diberantas tapi enggan.Lalu ini semua salah pemerintah?,Jawaban iya dan tidak 

Lah kok jawabannya gitu sih, antek pemerintah nih pasti ?,Well, sekali-kali kita harus introspeksi diri bareng-bareng.Korupsi salah pemerintah, banjir salah pemerintah,bla bla.Ranah kita melihat terlalu tegas dan sempit.Bagaimana kalau kita lihat secara sederhana dan kita berkaca dari kehidupan sehari-hari kita saja.

"Kenapa ya korupsi gak bisa punah dari negeri ini, pejabat negara kok hobinya korupsi dan gak punya malu sih?", Mari kita introspeksi diri secara sederhana,negara tanpa rakyat gak bakal jadi negara, paling cuma jadi organisasi yang strukturnya lengkap aja.Pejabat negara awalnya juga rakyat biasa, entah dia rakyat jelata atau punya privilege yang nyolok mata, intinya dia rakyat yang gak bisa nentuin kemana negara ini mau direncanakan.Slogan 'Dari rakyat untuk rakyat' menunjukkan bahwa rakyat menjadi bagian vital dari negara,apa yang populasi negara ini lakukan punya andil besar untuk mempengaruhi jalannya negara.

Okay,kembali ke pertanyaan awal,kenapa korupsi gak bisa punah dari negeri ini ?,Korupsi udah jadi budaya mayoritas orang Indonesia hampir di semua lapisan,tak terkecuali menyasar para pejabat negara atau pemangku kebijakan di negeri ini.Seperti Manusia yang tumbuh dan berkembang lewat belajar dan pembiasan diri untuk terus meningkatkan kemampuannya.Korupsi nyatanya juga melalui proses pembelajaran dan pembiasan hingga mencapai tingkat yang lebih tinggi.

Korupsi sudah ada dari lingkungan dasar seperti lingkungan keluarga dan lingkungan pendidikan.Lingkungan keluarga menjadi tempat awal anak untuk belajar, tempat dimana karakter dasar dibentuk,tapi faktanya tidak semua keluarga mampu membentuk karakter yang baik pada anak ,lingkungan keluarga masih sangat kelabakan untuk mengajarkan anak karakter anti-korupsi.

Bahkan, pada sebagian kasus justru keluargalah yang menjadi tempat awal korupsi diajarkan.Korupsi di lingkungan pendidikan juga sering kali terjadi dan dianggap lumrah oleh sebagian orang, padahal lingkungan pendidikan yang seharusnya membentuk karakter anti-korupsi yang paling terstruktur disaat lingkungan keluarga kelabakan.

Pemberitaan akhir-akhir juga membuktikan bahwa lingkungan pendidikan juga tidak lepas dari korupsi atau kemungkinan tindakan korupsi yang besar dan mencoreng nama institusi pendidikan. Sebelumnya,budaya Nyontek sudah terlebih dahulu jadi korupsi di lingkungan pendidikan yang paling simpel dan dianggap lumrah oleh hampir seluruh masyarakat Indonesia, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga atas, budaya nyontek dianggap lumrah di negeri ini.

"Semua orang pasti pernah nyontek pas sekolah",pernah dengar pernyataan singkat itu?, Pernyataan nyontek adalah adalah hal yang lumrah seringkali dinyatakan oleh publik figure di banyak kesempatan.Menyontek saja sudah menjadi kesalahan ,dimana tindakan ini dapat kita sinonimkan dengan tindakan korupsi kelas ikan teri tapi tanpa rasa malu kok masih diproklamirkan didepan umum seakan tindakan itu merupakan tindakan menyenangkan dan wajib dilakukan para siswa untuk jadi kenangan ketika dewasa.

Sebenarnya hak individu mau nyontek atau gak toh emang gak ada manusia suci ,tapi masalahnya pendeklarasian nyontek didepan umum seharusnya tidak lakukan.Keadaan ini sama saja kayak koruptor yang udah ketahuan salah dan masuk penjara tetap gak punya malu terjun ke dunia politik lagi, bahkan seringkali ketahuan melakukan tindakan korupsi berkali-kali tapi hukumannya ringan, bisa jadi dimata hukum korupsi juga udah dikategorikan lumrah sama halnya dengan perilaku nyontek yang masyarakat kita juga anggap demikian.Artinya pemerintah dan masyarakat kita 11:12 , bedanya hanya terletak pada efek yang timbulkan,apakah tindakan itu merugikan orang lain atau tidak, tapi faktanya tindakan korupsi ya tetap korupsi. 

Kelumrahan tanpa disadari telah menciptakan tindakan lain di tingkat lingkungan berikutnya.Setiap tingkatan lingkungan kehidupan adalah tempat untuk belajar, mulai dari lingkungan keluarga hingga lingkungan kerja.Setiap dari lingkungan itu manusia menciptakan budaya, baik budaya yang positif atau budaya yang negatif.Budaya Korupsi dalam ranah penguasa dan tingkat pemerintahan bisa jadi tidak terlepas dari pembentukan dan pembiasan yang dibawa dari lingkungan lain, tindakan yang pada awalnya kita anggap sepele dan masyarakat kita anggap lumrah karena tidak merugikan siapapun,malah pada akhirnya membentuk tindakan yang merugikan banyak orang bahkan negara. 

Sudahkah rakyat Indonesia benar-benar anti-korupsi?, dan sudahkah pejabat negara berpikir untuk negara? ,Perilaku pejabat adalah cerminan rakyatnya,dan pejabat negara bekerja untuk negara, dimana rakyat adalah kuncinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun