Hikayat Pandawa Lima atau biasa disebut dengan HPL merupakan sebuah bentuk prosa lama dalam bentuk anonim. HPL berada dalam katalog Koleksi Naskah Melayu Museum Pusat Jakarta. Selain itu, naskah HPL juga tersimpan di Indonesian Manuscript in Greet Britain.
HPL lebih banyak menceritakan tentang perang antarsaudara mengenai kebaikan dan keburukan yang tetap saja akan dimenangkan oleh kebaikan. Kisah Pandawa Lima juga banyak diceritakan pada masyarakat bahkan hingga dijadikan sebuah series pada salah satu televise swasta. Tentu saja masyarakat sudah tidak asing lagi mengenai kisah yang terus diceritakan tersebut.
Mengutip dari kisah Pandawa Lima yang dikisahkan dalam HPL, menceritakan bahwa awal mula terjadi peperangan antar saudara ini adalah saat Duryodana mengangkat Karna sebagai kepala panglima perang karena teringat ucapan Karna bahwa ia siap menandingi kekuatan Arjuna. Tetapi, para brahmana dan dewa memiliki firasat bahwa perang yang dipimpin oleh Raja Karna akan menghasilkan kehancuran.
Dalam HPL halaman 130 disebutkan bahwa senjata yang digunakan Karna dalam perang itu disebut Wijaya Japa, yang dituliskan sebagai berikut: “…hambalah menghabiskan segala Pandawa seteru musuh tuanhamba di tengah medan itu karena oleh senjata hamba yang bernama Wijaya Japa” (HPL, hlm. 130).” Raja Karna juga mengangkat Salya sebagai sais dalam perang, namun dengan syarat bahwa Karna akan menuruti semua perkataan Salya dan tidak menyinggung perasaannya.
Perang dahsyat antara Raja Karna dan Arjuna pun dimulai. Mereka beradu kekuatan, kesaktian, dan kesombongan dari Raja Karna yang merasa bahwa dirinya sangat kuat dan bisa menghabisi semua keluarga Pandawa. Karena hal tersebut membuat Salya kesal hingga menegur Raja Karna.
Perang saudara tersebut semakin memanas kala Salya menyindir dan mengejek Raja Karna hingga menimbulkan amarah dari Raja Karna. Amarah Raja Karna semakin memuncak saat mengetahui bahwa ayahnya Durasana meninggal di tangan Bima. Hingga dengan sigap Raja Karna menuju medan perang untuk menghabisi seluruh pasukan Pandawa dan membalaskan dendam atas kematian ayahnya. Dalam perang ini, Naga Arda Leka dan anak Naga Sukena membantu Raja Karna dalam membalaskan dendam pada para Pandawa.
Perang saudara ini diakhiri dengan gugurnya Raja Karna di tangan Arjuna karena terkena tipu daya muslihat Salya yang memang sejak awal bekerja sama dengan Krisna untuk mengalahkan Raja Karna. Dalam HPL tidak menyebutkan senjata yang digunakan oleh Arjuna untuk membunuh Raja Karna. Ada disebutkan dalam HPL bahwa senjata yang dikeluarkan Arjuna bernama Burana Sakti. Peperangan berakhir dengan dimenangkan oleh para pasukan Pandawa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H