Tak perlu tiket, hanya angan-angan.
Kupakai helm astronot rasa melon,
Biar tampak keren di foto timeline.
Kuparkir motor di tempat yang sepi,
"Valetnya mana?" Aku bertanya sendiri.
Oh iya, ini bulan, tak ada tukang parkir,
Hanya aku dan bintang yang diam terpikir.
Di sana aku bikin warung kopi,
"Moonbucks" namanya, cukup trendy.
Menu spesial: "Espresso Zero Gravity,"
Gratis WiFi sinyal galaksi.
Lalu aku selfie di samping Neil Armstrong,
Bukan orangnya, tapi jejaknya di permukaan.
Caption-nya: "Step kecil untuk manusia,
Tapi besar buat jomblo seperti saya."
Andai aku bisa ke bulan lagi,
Kubawa oleh-oleh buat bumi ini.
Seonggok debu bulan yang berkilau terang,
“Buat skincare,” kataku, “Biar glowing tanpa perang!”
Namun aku sadar ini cuma lamunan,
Kenyataan harus tetap jadi tumpuan.
Meski tak bisa terbang ke luar angkasa,
Mimpi ini cukup bisa bikin senyum di muka!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H