Mungkin tiap gelombangnya berisi drama.
Kapal kenangan melintas seenaknya,
Kadang karam karena kenangan lama.
Hiu-hiu kecil bernama cemburu,
Menggigit-gigit tanpa rasa malu.
Tapi ada juga lumba-lumba harapan,
Melompat-lompat, penuh semangat dan impian.
Pantai rindu ada di tepi,
Pasirnya menulis nama kamu lagi (dan lagi).
Tiap kali ombak datang menyapu,
Eh, tulisannya malah makin jelas, nggak mau luntur gitu.
Di dasar laut ada peti cinta,
Terkunci rapat dengan kode rahasia.
Sayangnya aku lupa sandinya apa,
Mungkin harus cari tahu sambil makan es krim di sofa.
Tapi jangan salah, meski seluas samudera,
Hatiku tetap takut tsunami luka.
Jadi kalau mau berenang di dalamnya,
Tolong bawa pelampung janji setia.
Suka atau nggak, terserah dirimu,
Yang penting puisiku bikin muncul senyummu.
Karena andai hatiku seluas samudera,
Kamu tetap jadi dermaga tempat aku bersandar juga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H