Ayam geprek, kau idola sejati,
Dari warung tenda hingga restoran mewah di hati.
Digeprek hingga hancur tapi tetap memikat,
Bikin mulut terbakar, hati pun terpikat.
Sambalmu, oh sambalmu, cabai sejuta rasa,
Setiap suapan adalah drama dan asa.
Pedas nangis? Itu hal biasa,
Tapi menahan diri? Ah, siapa bisa?
Nasi putih mengepul, teman setiamu,
Cocokkan aku dan kamu seperti paduan itu.
Tahu dan tempe ikut meramaikan meja,
Pesta kecil di piring, siapa bisa kecewa?
Ayam geprek, engkau cinta dalam wajan,
Setiap gigitan adalah kebahagiaan tak tertahan.
Di setiap kunyahan, peluh bercucuran,
Tapi aku rela, demi rasa menawan.
Angkat garpu, jangan ragu lagi,
Di dunia penuh drama, kau penyelamat hati.
Ayam geprek, cinta pedas nan sejati,
Engkau viral dan selamanya di hati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H