Dulu ku kira kau bintang terang,
Nyatanya cuma lampu jalan yang temaram.
Kutunggu-tunggu penuh harapan,
Eh, ternyata kamu cuma parkir sementara di persimpangan.
Kau hadir bagai puisi romantis,
Tapi ternyata cuma status manis di stories.
Ku scroll pelan-pelan sambil senyum-senyum,
Padahal kamu lagi ngechat orang lain sambil minum.
Katamu aku satu-satunya,
Sama seperti kamu bilang ke dua atau tiga lainnya.
Kupikir kita drama klasik penuh romansa,
Ternyata ini sinetron tayang ulang di televisi lama.
Buat kamu yang kucintai tanpa syarat,
Terima kasih sudah ajarkan cara terjatuh dan bangkit dengan cepat.
Kini ku tahu cinta memang terkadang ilusi belaka,
Tapi tenang, hatiku masih utuh, cuma lecet sedikit saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H