Di sepanjang jalan kenangan,
Kita pernah berdua, berlagak pahlawan.
Sepeda motor pinjaman, melaju kencang,
Ternyata lupa bayar, ya habis uang!
Kita sering berjanji, setia sampai mati,
Katamu cinta sejati, aku pun mengamini.
Sambil nyanyi lagu jadul, romantis sekali,
Eh, tiba-tiba turun hujan, basah kuyup, meringkuk di tepi!
Setiap warung pinggir jalan jadi saksi,
Kita ngutang mie instan, ngakunya nanti.
Abang bakso tahu kita sering kabur,
Tapi ketawa saja, lihat kita lari mundur!
Di sepanjang jalan kenangan,
Ada tawa, canda, tangisan tak karuan.
Meski kadang konyol, konyol yang bikin candu,
Kamu ngambek, pakai martabak isi telur, aku rayu.
Kini kita sudah dewasa, mungkin lebih bijaksana,
Tapi setiap ingat kenangan lama, senyum jadi tak terkira.
Kadang terlintas di kepala,
"Eh, kita ini, dulu konyolnya parah, ya?"
Meskipun jalan kenangan tinggal memori,
Yang penting kita tetap ingat, tak akan terganti.
Hati ini pernah bodoh, pernah jatuh cinta sejati,
Walau sekarang kenangan cuma cerita, tapi tak akan pernah mati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H