Ada seorang arsitek, hebat dan keren,
Rancang cinta, bukan gedung, tapi hati yang penuh tenang.
Dia tak butuh penggaris, atau kompas yang canggih,
Cinta dibangunnya dengan senyum, tak pernah terjatuh, selalu terang.
Dengan blueprint-nya yang penuh warna-warni,
Dia gambar jembatan kasih, melintasi kesedihan hari.
Dindingnya dibangun dari pelukan hangat,
Atapnya terbuat dari tawa, kuat tak akan retak.
Di lab-nya, ada ramuan cinta yang manis,
Dicampur dengan keceriaan, tiada henti.
Ketika dia bicara, suara merdu,
Seakan hati kita disulap jadi bunga biru.
Kau tanya padanya, "Bagaimana bisa cinta ini bertahan?"
Dia jawab dengan santai, "Dari ketulusan dan perhatian."
Lalu dia tunjukkan desain, penuh warna dan riang,
"Ini rahasia," katanya, "Jangan hanya memberi, tapi juga terima dengan senang."
Jika kau lihat bangunan cinta megah nan abadi,
Ingatlah arsitek itu, dengan kreasi tak terperi.
Karena cinta yang kuat bukan hanya dari bata dan semen,
Tapi dari perhatian dan kasih yang tulus, tanpa henti, tanpa batasan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H