Penguatan karakter dengan segitiga restitusi ini bersifat mengilah rasa, agar siswa tidak merasa terintimidasi, dan siswa memahami keyakinan diri hingga dapat mengatur diri bagaimana seharusnya dia bersikap.
Penguatan karakter dan pembiasaan buadaya positif dilakukan dalam kegiatan keseharian yang terintegrasi pada kegiatan pembelajaran. Kami memulai kegiatan pagi dengan sholat Dhuha dan ceramah pagi sebagai sarapan rohani kami.Â
Tanpa disadari pembiasaan keyakinan diri untuk disiplin waktu sudah tertanam, mulai dari siswa hadir tepat waktu di sekolah, di masjid, selalu otomatis mengambil wudhu setibanya di sekolah.Â
Budaya positif mengantri, saling menghormati dan menghargai juga terbentuk dalam kegiatan ini. Pembiasaan lain yang kami lakukan adalah kegiatan membaca alqu'an dan membaca buku fiksi. Kombinasi literasi harmonis antara duniawi dan ukhrowi.Â
Dikelas pembiasaan tetap berlangsung melalui penguatan karakter jujur, saling menghargai. Siswa dapat berprilaku jujur dalam setiap kegiatan dan menghargai rekannya sehingga kegiatan pembelajaran berlangsung secara nyaman dan menyenangkan.Â
Tak lupa penguatan dari guru Bimbingan Konseling yang selalu mengingatkan tentang materi-materi Sekolah Ramah Anak dan diskusi pengembanagan diri tentang potensi yang dimiliki siswa. Karena kami yakin dengan pengembangan potensi diri yang optimal, maka seluruh siswa kami akan menjadi generasi unggul di masa uang akan datang. Bravo Libels.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H