Mohon tunggu...
Rika Salsabila Raya
Rika Salsabila Raya Mohon Tunggu... Lainnya - Jurnalisme dan ibu dua anak

Pernah bekerja sebagai Staff Komisioner Komnas Anak dan Staff Komunikasi di Ngertihukum.ID

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Pemimpin dan Bukan Soal Cara Berpakaian

12 Oktober 2023   17:52 Diperbarui: 12 Oktober 2023   17:54 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Program Kerja yang Seharusnya Bernilai

 Setiap masyarakat menginginkan kehidupan yang madani, dibuktikan dengan ragam program kerja yang diharapkan dapat mengurangi keluhan di kehidupan sosial. Pemilu bukan saja soal ajang mencari peran pemimpin yang cocok di mata melainkan di hati. Program kerja seharusnya dapat lebih bermanfaat untuk masyarakat dibandingkan keuntungan bagi partai-tok!

Memang tidak ada salahnya untuk membawa visi-misi partai ke dalam lingkup masyarakat tetapi, hal ini bukan menjadi suatu momen canggung di mana harapan masyarakat tercemar akibat kasus korupsi dan kegagalan program kerja akibat kurang perhitungan. 

Saat ini program Food Estate memang disorot tetapi hal itu tak terlepas dari keseriusan pemimpin dalam menjalani program yang sebenarnya sangat bernilai. Tentu, hal tersebut harus menjadi sebuah warning bahwa di pemilu yang akan datang, harus memiliki penilaian yang fokus terhadap program kerja. Bukan saja yang dirasakan cocok dan sesuai keluhan masyarakat saat ini melainkan yang realistis. Contohnya, bila program BPkS itu gratis, dari mana asal uangnya? 

Dengan demikian, menghadapi pemilu 2024 ada baiknya untuk melihat dua hal di atas yaitu, identitas pemimpin yang sebenar-benarnya dan program kerja yang realistis. 

Suatu sitem demokrasi dapat dikatakan
sudah berjalan ketika sudah terpenuhi beberapa karakteristik, seperti pemilihan
umum yang fair dan priodik, adanya akuntabilitas publik (pertanggungjawaban)
negara di depan rakyat, dan adanya jaminan kebebasan berekspresi dan
berorganiassi. Diamond (2003) dalam Anwar Arifin, (2014:78-79), menulis bahwa demokrasi semakin terkait denagn kebebasan individu dan kelompok untuk bersikap dan mengekspresikan diri, bila hal tersebut tidak dapat dirasakan masyarakat, maka ada yang salah dalam demokrasi. 

Viva La Vida

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun