Mohon tunggu...
Rika Salsabila Raya
Rika Salsabila Raya Mohon Tunggu... Lainnya - Jurnalisme dan ibu dua anak

Pernah bekerja sebagai Staff Komisioner Komnas Anak dan Staff Komunikasi di Ngertihukum.ID

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Mampir ke Rest Area, Untung Ada QRIS BRImo

25 Mei 2022   11:04 Diperbarui: 25 Mei 2022   12:34 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Ramadan mendekati akhir, bulan Mei datang membawa Idul Fitri yang khidmat. Rasa-rasanya tak lengkap bila tak mudik ke kampung halaman kami di Majalaya, Jawa Barat. Setelah bapak Presiden mengabarkan bahwa mudik dipersilahkan untuk masyarakat, hati sangat luar biasa gembira. 

Tak terbayangkan kami akan bertemu saudara-saudara di sana, setelah lama tak berjumpa akibat pandemi melanda. Tanggal 29 April, hari jumat malam sehabis isya, kami berjumlah enam orang bersiap diri untuk pergi ke Majalaya. 

Niat hati ingin berjalan-jalan dan merasakan getaran mudik yang sudah lama tak terlaksanakan, kami memutuskan untuk melewati tol Jakarta-Cikampek saja, sangat konvensional dan dipilih kami sedari dulu. 

Perjalanan kami dimulai dari tol Tanjung Barat, Jakarta Selatan. Banyak sekali mobil yang melintas, memacu kendaraan di malam itu. Sampai akhirnya di pukul 1 malam, adik kami yang paling muda usianya ingin pipis dan kami memutuskan berhenti di rest area KM.97 menuju Bandung. Tapi, rasa ingin pipis juga dibarengi dengan rasa lapar yang menyiksa. 

Kami semua langsung mengunjungi kios-kios yang menyediakan makanan di malam itu. Suasana rest area begitu ramai, seperti malam yang tak ada habisnya. 

Akhirnya saya dan suami mengunjungi sebuah kios yang menyediakan bakso Malang. Saat ingin membayar, ternyata kami berdua tidak membawa dompet ataupun uang tunai hanya handphone di kantong kami masing-masing. Apakah karena efek sudah malam yang setengah mengantuk? Kami tersenyum karena hal tersebut. 

Dengan ramahnya, ibu kasir menunjukan kami banyak metode pembayaran. Langsung saja kami disodorkan pembayaran melalui QRIS. Suami awalnya kebingungan, QRIS? Caranya bagaimana? Kok ada barcode segala? 

Akhirnya, perlahan suami mulai membuka aplikasi BRImo di gawai miliknya. Di BRImo, suami langsung mengklik ikon QRIS. Lalu memindai barcode yang disediakan pemilik kios. 

Setelah mengonfirmasi pembayaran, malam itu bakso Malang siap kami santap. Kami juga menggunakan transaksi QRIS untuk membeli minuman agar disedekahkan kepada petugas kebersihan di toilet umum dan masjid di rest area. Apakah kami membeli minuman dengan uang tunai? Tentu tidak! Bahkan untuk bersedekah ke masjid, barcode QRIS pun terpampang di bagian informasi. Luar biasa! 

Bagi kami berdua, QRIS di BRImo sangat membantu kami. Pembayaran menjadi lebih mudah apa lagi saat kami ingin bertransaksi di rest area. Bukan hanya kami berdua, saat ayah dan ibu ingin mencicipi tahu sumedang yang nikmat, kami langsung saja tanpa basa-basi membayarkan tanpa perlu terlihat mengeluarkan dompet. 

Kakak saya pun sebagai pengguna aplikasi BRImo, tenang-tenang saja. Saat bertemu kami sehabis membeli tahu Sumedang, ia bercerita bahwa akibat pembayaran cash di kios Ayam Goreng yang ingin ia makan, menyebabkan antrian yang membuat beberapa pelanggan kabur. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun