Mohon tunggu...
Rika SintaTondang
Rika SintaTondang Mohon Tunggu... Jurnalis - mahasiswa

seorang mahasiswi aktif di universitas pamulang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengembangan Kurikulum

28 Oktober 2023   15:54 Diperbarui: 28 Oktober 2023   16:05 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Latar Belakang Masalah Pengembangan kurikulum merupakan sesuatu hal yang dapat terjadi kapan saja sesuai dengan kebutuhan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perubahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat merupakan hal-hal yang harus segera ditanggapi dan dipertimbangkan dalam pengembangan kurikulum pada setiap jenjang pendidikan. Kondisi masa sekarang dan kecenderungan yang akan terjadi pada masa yang akan datang memerlukan pada generasi muda dan peserta didik yang memiliki kompetensi, pengembangan kurikulum harus mampu mengantisipasi segala persoalan yang terjadi masa sekarang dan masa yang akan datang. Kurikulum adalah rencana tertulis tentang kemampuan yang harus dimiliki berdasarkan standar nasional, materi yang perlu dipelajari dan pengalaman belajar yang harus dijalani untuk mencapai kemampuan tersebut, dan evaluasi yang perlu dilakukan untuk menentukan tingkat pencapaian kemampuan peserta didik, serta seperangkat peraturan yang berkenaan dengan pengalaman belajar peserta didik mengembangkan potensi dirinya pada satuan pendidikan tertentu (Oemar Hemalik, 2002: 91) B. Rumusan Permasalahan 1. Prinsip-prinsip apa saja yang terdapat dalam pengembangan kurikulum? 2. Bagaimanakah yang dimaksud dengan pengembangan kurikulum? 3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pengembangan kurikulum? BAB II PENGEMBANGAN KURIKULUM Kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang merangkum semua pengalaman belajar yang disediakan bagi siswa di sekolah. Dalam kurikulum terintegrasi filsafat, nilai-nilai, pengetahuan, dan perbuatan pendidikan. Kurikulum disusun oleh para ahli pendidikan/ahli kurikulum, ahli bidang ilmu, pendidik, penjabat pendidikan, pengusaha serta unsur-unsur masyarakat lainnya. Rancangan ini disusun dengan maksud memberi pedoman kepada para pelaksana siswa, mencapai tujuan yang dicita-citakan oleh siswa sendiri, keluarga, maupun masyarakat. A. Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum Kurikulum dikembangkan berdasarkan pada prinsip-prinsip yang dianutnya. Prinsip itu pada dasarnya merupakan kaidah yang menjiwai kurikulum tersebut. 1. Prinsip Umum Ada beberapa prinsip umum dalam pengembangan kurikulum, yaitu : * Prinsip relevansi Secara umum istilah relevansi diartikan sebagai kesesuaian atau keserasian pendidikan dengan tuntutan kehidupan masyarakat. Artinya pendidikan dipandang relevan jika hasil perolehan pendidikan itu bersifat fungsional. Ada dua macam relevansi yang harus dimiliki kurikulum, yaitu relevan ke luar dan relevansi di dalam kurikulum itu sendiri. Relevansi ke luar maksudnya tujuan, isi, dan proses belajar yang tercakup dalam kurikulum hendaknya relevan dengan tuntutan, kebutuhan, dan perkembangan masyarakat. Kurikulum menyiapkan siswa untuk bisa hidup dan bekerja dalam masyarakat. Kurikulum juga harus memiliki relevansi di dalam yaitu ada kesesuaian atau konsistensi antara komponen-komponen kurikulum, yaitu antara tujuan, isi, proses penyampaian, dan penilaian. * Prinsip fleksibilitas Fleksibilitas ini artinya lentur/tidak kaku dalam memberikan kebebasan bertindak. Dalam kurikulum pengertian itu dimaksudkan kebebasan dalam memilih program-program pendidikan bagi murid dan mengembangkan program pendidikan bagi para guru. * Prinsip kontinuitas Prinsip kontinuitas yaitu berkesinambungan. Perkembangan dan proses belajar akan berlangsung secara berkesinambungan, tidak terputus-putus atau berhenti-henti. Oleh karena itu, pengalaman- pengalaman belajar yang disediakan kurikulum juga hendaknya berkesinambungan antar satu tingkat kelas, dengan kelas lainnya, antara satu jenjang pendidikan dengan jenjang lainnya, juga antara jenjang pendidikan dengan pekerjaan. * Prinsip praktis Yaitu mudah dilaksanakan, menggunakan alat-alat sederhana dana biayanya juga murah. Prinsip ini juga disebut prinsip efisien. Betapapun bagus dan idealnya suatu kurikulum kalau menuntut keahlian-keahlian dan peralatan yang sangat khusus dan mahal pula biayanya, maka kurikulum tersebut tidak praktis dan sukar dilaksanakan. Kurikulum dan pendidikan selalu dilaksanakan dalam keterbatasan-keterbatasan, baik keterbatasan waktu, biaya, alat, maupun personalia. Kurikulum bukan hanya harus ideal tetapi juga praktis. * Prinsip Efektifitas Dalam sajian bidang pendidikan prinsip efektifitas ini dikaitkan dengan efektifitas guru mengajar dan efektifitas para murid belajar. Implikasi prinsip ini dalam pengembangan kurikulum ialah mengusahakan agar setiap kegiatan kurikuler membuahkan hasil tanpa ada kegiatan yang mubazir dan terbuang percuma. 2. Prinsip Khusus Ada beberapa prinsip yang lebih khusus dalam pengembangan kurikulum. * Prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan Tujuan menjadi pusat kegiatan dan arah semua kegiatan pendidikan. Perumusan komponenkomponen kurikulum hendaknya mengacu pada tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan mencakup tujuan yang bersifat umum atau berjangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek (tujuan khusus). * Prinsip berkenaan dengan isi pendidikan Memilih isi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pendidikan yang telah ditentukan para perencana kurikulum * Prinsip berkenaan dengan pemilihan belajar mengajar Pemilihan proses belajar mengajar yang digunakan hendaknya memperlihatkan hal-hal sebagai berikut: o Apakah metode/teknik belajar-mengajar yang digunakan cocok untuk mengajar bahan pelajaran? o Apakah metode/teknik tersebut memberikan kegiatan yang bervariasi sehingga dapat melayani perbedaan individual siswa? o Apakah metode/teknik tersebut memberikan urutan kegiatan yang bertingkat-tingkat? o Apakah metode tersebut dapat menciptakan kegiatan untuk mencapai tujuan kognitif, afektif, dan psikomotor? o Apakah metode/teknik tersebut lebih mengaktifkan siswa, atau mengaktifkan guru atau kedua-duanya? o Apakah metode/teknik tersebut mendorong berkembangnya kemampuan baru? o Apakah metode/teknik tersebut menimbulkan jalinan kegiatan belajar di sekolah dan di rumah, juga mendorong penggunaan sumber yang ada dirumah dan di masyarakat? o Untuk belajar keterampilan sangat dibutuhkan kegiatan belajar yang menekankan "learning by doing" di samping "learning by seeing and knowing". * Prinsip berkenaan dengan pemilihan media dan alat pengajaran Proses belajar-mengajar yang baik perlu didukung oleh penggunaan media dan alat-alat bantu pengajaran yang tepat. o Alat/media pengajaran apa yang diperlukan. Apakah semuanya sudah tersedia? Bila alat tersebut tidak ada apa penggantinya? o Kalau ada alat yang harus dibuat, hendaknya memperhatikan: bagaimana pembuatannya, siapa yang membuat, pembiyayaan nya, waktu pembuatan? o Bagaimana pengorganisasian alat dalam bahan pelajaran, apakah dalam bentuk modul, paket belajar, dan lain-lain? o Hasil yang terbaik akan diperoleh dengan menggunakan multi media. B. Pengembangan Kurikulum Dalam mengembangkan suatu kurikulum banyak pihak yang turut berpartisipasi, yaitu: administrator pendidikan, ahli pendidikan, ahli kurikulum, ahli bidang ilmu pengetahuan, guruguru, dan orang tua murid serta tokoh-tokoh masyarakat. 1. Peranan para administrator pendidikan Para administrator pendidikan ini terdiri dari: direktur bidang pendidikan, pusat pengembangan kurikulum, kepala kantor wilayah, kepala kantor kabupaten dan kecamatan serta kepala sekolah. Peranan para administrator si tingkat pusat (direktur dan kepala pusat) dalam pengembangan kurikulum adalah menyusun dasar-dasar hukum, menyusun kerangka dasar seta program inti kurikulum. 2. Peranan para ahli Pengembangan kurikulum bukan saja didasarkan atas perubahan tuntutan kehidupan dalam masyarakat, tetapi juga perlu dilandasi oleh perkembangan konsep-konsep dalam ilmu. Oleh karena itu, pengembangan kurikulum membutuhkan bantuan pemikiran para ahli, baik ahli pendidikan, ahli kurikulum, maupun ahli bidang studi/disiplin ilmu. Partisipasi para ahli pendidikan dan ahli kurikulum terutama sangat dibutuhkan dalam pengembangan kurikulum pada tingkat pusat. Apabila pengembangan kurikulum sudah banyak dilakukan pada tingkat daerah atau lokal, maka partisipasi mereka pada tingkat daerah, lokal bahkan sekolah juga sangat diperlukan, sebab apa yang telah digariskan pada tingkat pusat belum tentu dapat dengan mudah dipahami oleh para pengembangan dan pelaksana kurikulum di daerah. 3. Peranan guru Guru memegang peranan yang cukup penting baik di dalam perencanaan maupun pelaksanaan kurikulum. Dia adalah perencana, pelaksana, dan pengembangan kurikulum bagi kelasnya. Peranan guru bukan hanya menilai perilaku dan prestasi belajar murid-murid dalam kelas, tetapi juga menilai implementasi kurikulum dalam lingkup yang lebih luas. 4. Peranan orang tua murid Orang tua juga mempunyai peranan dalam pengembangan kurikulum peranan mereka dapat berkenaan dengan dua hal: pertama dalam penyusunan kurikulum dan kedua dalam pelaksanaan kurikulum. Dalam penyusunan kurikulum mungkin tidak semua orang tua dapat ikut seta, hanya terbatas kepada beberapa orang tua saja yang cukup waktu dan mempunyai latar belakang yang memadai. C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Kurikulum 1. Perguruan tinggi Kurikulum minimal mendapat dua pengaruh dari perguruan tinggi. Pertama, dari pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikembangkan di perguruan tinggi umum. Kedua, dari pengembangan ilmu pendidikan dan keguruan (Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan). 2. Masyarakat Sebagai bagian dan agen dari masyarakat, sekolah sangat dipengaruhi oleh lingkungan masyarakat dimana sekolah tersebut berada. Isis kurikulum hendaknya mencerminkan kondisi dan dapat memenuhi tuntutan dan kebutuhan masyarakat homogen atau heterogen, masyarakat kota atau desa, petani, pedagang atau pegawai, dan sebagainya. 3. Sistem nilai Masalah utama yang dihadapi para pengembangan kurikulum menghadapi nilai adalah, bahwa dalam masyarakat nilai itu tidak hanya satu. Masyarakat umumnya heterogen dan multifaset. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam mengajarkan nilai * Guru hendaknya mengetahui dan memperhatikan semua nilai yang ada dalam masyarakat * Guru hendaknya berpegang pada prinsip demokrasi, etis, dan normal * Guru berusaha menjadikan dirinya sebagai teladan yang patut ditiru * Guru menghargai nilai-nilai kelompok lain * Memahami dan menerima keberagaman kebudayaan sendiri BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang merangkum semua pengalaman belajar yang disediakan bagi siswa di sekolah. Dalam kurikulum terintegrasi filsafat, nila-nilai, pengetahuan, dan perbuatan pendidikan. Kurikulum disusun oleh para ahli pendidikan/ahli kurikulum, ahli bidang ilmu, pendidik, penjabat pendidikan, pengusaha serta unsur-unsur masyarakat lainnya

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun