PENDAHULUAN
Bahasa Indonesia memiliki peranan yang sangat penting dalam perkembangan intelektual anak, khususnya dalam membentuk kemampuan berpikir kritis. Sebagai bahasa resmi negara, Bahasa Indonesia bukan hanya sarana komunikasi, tetapi juga alat untuk mengekspresikan gagasan, ide, dan analisis secara logis. Dalam konteks pendidikan, penguasaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar menjadi dasar yang kuat bagi anak untuk memahami konsep-konsep abstrak, menganalisis informasi, serta mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi. Dengan menggunakan bahasa yang tepat, anak dapat melatih kemampuan untuk berpikir secara terstruktur, logis, dan kritis terhadap segala informasi yang mereka terima.
Pentingnya penggunaan Bahasa Indonesia yang benar dalam konteks ini juga berkaitan dengan pengaruhnya terhadap kemampuan anak dalam memecahkan masalah dan membuat keputusan yang tepat. Bahasa yang jelas dan tepat akan memudahkan anak dalam memahami situasi, mengidentifikasi permasalahan, dan merumuskan solusi yang rasional. Oleh karena itu, penerapan Bahasa Indonesia yang baik dalam berbagai aspek kehidupan anak, baik di sekolah maupun dalam interaksi sosial sehari-hari, sangat berpengaruh terhadap perkembangan kemampuan berpikir kritis yang akan mereka miliki di masa depan. Dengan memupuk kebiasaan berpikir kritis sejak dini, anak tidak hanya menjadi individu yang cerdas, tetapi juga mampu berpikir secara independen dan kreatif.
PENGERTIAN BAHASA INDONESIA YANG TEPAT
A. Bahasa Indonesia Yang Tepat
Bahasa merupakan kebutuhan setiap   umat   manusia.   Bahasa   juga merupakan  salah  satu  unsur  budaya  dan simbol  bagi manusia dalam  berkomunikasi terhadap semua kebutuhan. Melalui bahasa, manusia dapat menyampaikan atau menerima   berbagai pesan,  baik  untuk dirinya  maupun  untuk  orang  lain.  Bahasa dalam  lingkup  yang  sangat  luas  tidak hanya tertuju pada bahasa lisan atau bahasa tertulis 'Wahya, M. N., Suzana, S. S., & Ernawati Waridah, S. S. (2013)'.
Bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa Indonesia yang sesuai dengan situasi dan kondisi penggunaannya. Hal ini berarti bahwa bahasa yang baik  pada dasarnya berkenan dengan kepantasan penggunaan bahasa yang ditentukan dengan konteks berbahasa (Abidin, Yunus. Konsep dasar bahasa Indonesia. Bumi Aksara, 2019). Bahasa Indonesia yang tepat merupakan salah satu aspek penting dalam membangun komunikasi yang efektif, khususnya di lingkungan akademik. Penggunaan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa yang baik dan benar tidak hanya mencerminkan kemampuan literasi seseorang, tetapi juga menunjukkan penghargaan terhadap budaya bahasa Indonesia itu sendiri. Sebagai mahasiswa, kita dituntut untuk mampu menggunakan bahasa Indonesia yang tepat baik dalam tulisan maupun lisan, karena hal ini berhubungan erat dengan kualitas pemahaman, argumentasi, serta kredibilitas akademik yang kita miliki. Menguasai kaidah tata bahasa yang benar, seperti ejaan yang disempurnakan (EYD), struktur kalimat yang logis, serta penggunaan kosakata yang tepat, adalah langkah awal untuk mencapai tujuan komunikasi yang efektif dalam berbagai konteks akademik.
B. Aspek Aspek Dalam Bahasa Indonesia yang tepat
Ruang lingkup Bahasa Indonesia mencakup berbagai komponen keterampilan berbahasa serta kemampuan dalam sastra yang meliputi beberapa aspek, yaitu:
Mendengarkan: Mengacu pada kegiatan mendengarkan berbagai jenis informasi, seperti berita, petunjuk, pengumuman, perintah, bunyi atau suara, bahasa, lagu, rekaman suara, pesan, penjelasan, laporan, ceramah, khotbah, pidato, pembicaraan narasumber, dialog, serta percakapan. Kegiatan ini juga melibatkan respons yang tepat, serta apresiasi dan ekspresi sastra melalui mendengarkan hasil karya sastra, seperti dongeng, cerita anak, cerita rakyat, cerita binatang, puisi anak, syair lagu, pantun, serta menonton drama anak.
Berbicara: Keterampilan ini melibatkan pengungkapan ide dan perasaan, menyampaikan sambutan, berdialog, menyampaikan pesan, berbagi pengalaman, serta mendeskripsikan diri, teman, keluarga, masyarakat, benda, tanaman, binatang, gambar tunggal, gambar seri, dan kegiatan sehari-hari.
Membaca: Termasuk membaca huruf, suku kata, kata, kalimat, paragraf, serta berbagai teks bacaan seperti denah, petunjuk, tata tertib, pengumuman, kamus, ensiklopedia. Kegiatan ini juga mencakup apresiasi dan ekspresi sastra melalui membaca karya sastra seperti dongeng, cerita anak-anak, dan cerita rakyat.
Menulis: Menulis karangan naratif dan non-narratif dengan tulisan yang rapi dan jelas, memperhatikan tujuan dan audiens, serta penggunaan ejaan dan tanda baca yang tepat. Ini juga melibatkan penggunaan kosakata yang sesuai dengan kalimat tunggal dan majemuk, serta mengapresiasi dan mengekspresikan sastra melalui kegiatan menulis karya sastra, seperti cerita dan puisi.
(Farhurohman, Oman. "Implementasi pembelajaran bahasa Indonesia di SD/MI." Primary: Jurnal Keilmuan dan Kependidikan Dasar 9.1 (2017): 23-34).