Mohon tunggu...
Rika WatiDewi
Rika WatiDewi Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Semester 5 PGSD Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keterampilan Memberikan Variasi di Kelas Rendah Dan Kelas Tinggi

10 November 2020   18:52 Diperbarui: 10 November 2020   19:00 1549
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan hal yang wajib didapatkan oleh seluruh anak didunia, hal ini sangat menjadi perhatian bagi seluruh negara. Pendidikan yang baik akan menghasilkan anak yang cerdas dan berkualitas untuk masa depan disuatu negara, dewasa ini guru dituntut untuk kreatif, aktif, inovasi, dan yang sangat penting ialah menguasai 10 keterampilan dalam mengajar dikelas. Salah satu keterampilannya yakni memberikan variasi atau mengadakan variasi dalam kegiatan belajar mengajar dikelas. 

Kreativitas guru sangat penting untuk memiliki dan mempelajari keterampilan memberikan variasi, kegiatan memberikan variasi  ini dilakukan guru dengan mengikuti irama siswa. Dengan kata lain memberikan variasi ini tidak semata -- mata diadakan oleh guru dalam susunan RPP tetapi dengan memperhatikan situasi kondisi yang ada dilapangan. Jadi, guru tidak merencanakan diawal pembelajaran melainkan harus melihat situasi kondisi yang ada dikelas. 

Berdasarkan hasil penelitian, tampak bahwa keterampilan guru dalam mengadakan variasi stimulus dalam aspek sering sekali variasi suara, pemusatan perhatian, kontak pandang, aspek selalu dapat dilihat dalam keterampilan mimik wajah senyum, variasi gerakan badan seperti gerakan tangan saat guru menunjukkan materi yang penting, gerakan kepala, pada aspek jarang sekali dalam media yang dapat dilihat, media yang dapat diraba, sedangkan pada aspek tidak pernah pada media yang dapat diraba.

PEMBAHASAN

Kata "variasi" dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003) memiliki banyak pengertian, yakni (a) tindakan atau hasil perubahan dari keadaan semula, selingan, (b) bentuk (rupa) yang lain, (c) hiasan tambahan, (d) perubahan rupa (bentuk) turun temurun. Sedangkan kata "mengajar" dapat diartikan memberi pelajaran. Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, maka variasi belajar dapat dibatasi dalam beberapa batasan pengertian, misalnya selingan dalam memberikan pelajaran, bentuk-bentuk dalam memberikan pelajaran dan hiasan tambahan dalam memberikan pelajaran(Prodi et al., n.d.).

Memberikan variasi dalam pembelajaran yang dilakukan oleh guru bertujuan untuk memberikan motivasi kepada siswa, membuat kondisi kelas menjadi kondusif dan menyenangkan. Selain itu memberikan variasi akan membuat siswa menjadi lebih antusias dalam mengikuti pelajaran dikelas. Komponen-komponen yang berkaitan dengan mengadakan keterampilan variasi stimulus sebagai berikut:

  • Variasi Gaya Mengajar, Variasi ini mencakup beberapa jenis seperti variasi suara,penekanan (focusing),pemberian waktu (pausing),kontak pandang ,gerak anggota badan (gesturing), dan pindah posisi.
  • Variasi Pengalihan Penggunaan Indra, Dalam kegiatan belajar mengajar  siswa dapat memperoleh informasi yang ditangkapnya melalui pancaindra, yaitu indra penglihat (mata), pencium (hidung), perasa (lidah), pendengar (telinga), dan peraba (kulit). Sesuai dengan pola pengalihan penggunaan indra diatas, guru harus dapat menggunakan media atau alat bantu pelajarannya dengan tepat.
  • Variasi Penggunaan Gaya Interaksi, Agar tidak menimbulkan kebosanan, dalam kegiatan pembelajaran untuk menghidupkan suasana kelas perlu adanya pola atau gaya interaksi. Ada tiga macam interaksi, yaitu:Interaksi guru dengan kelompok siswa, guru dengan siswa dan siswa dengan siswa .

Adapun prinsip yang harus diperhatikan oleh guru dalam menerapkan atau memberikan keterampilan variasi kepada siswa seperti penerapan keterampilan mengadakan variasi stiumulus dengan maksud atau tujuan tertentu, harus relevan dengan tujuan yang ingin dicapai,dilakukan secara wajar tidak berlebih-lebihan, harus berlangsung secara berkesinambungan dan lancar sehingga tidak merusak suasana kelas dan tidak menganggung proses pembelajaran.(Artikawati, 2016)

Pengaruh variasi stimulus mempunyai fungsi atau manfaat untuk mengurangi kebosanan siswa, meningkatkan motivasi, memacu, mengembangkan potensi siswa, menumbuhkan rasa ingin tahun siswa, menumbuhkan perilaku belajar positif, meningkatkan partisipasi siswa dalam interaksi pembelajaran, dan mempelancarkan dan memperjelas komunikasi.(Al-idrus et al., 2017)

Berikut adalah beberapa perbedaan dalam memberikan variasi kepada kelas rendah dan kelas atas, antara lain:

  • Gaya mengajar guru, Seorang guru pasti mempunyai gaya belajarnya sendiri atau ciri khas sendiri dalam mengajar, hal ini akan membuat guru menjadi lebih dikenal atau diperhatikan oleh siswanya saat memberi pelajaran dikelas. Pada kelas rendah relatifnya guru akan menggunakan bahasa yang sering dipakai oleh siswanya dalam keseharian, menggunakan gerakan yang menarik perhatian siswa, menggunakan mimik wajah yang sesuai dengan kata yang ia lontarkan dan mengatur intonasi saat bicara didepan siswanya. Sementara itu, pada kelas tinggi guru akan lebih sering untuk menggunakan bahasa yang baku pada siswanya, menggunakan gerakan yang lebih santai,menggunakan mimik wajah yang lebih dinaturalkan serta mengatur intonasinya dalam berbicara denganjelas dan tepat.
  • Pemilihan media pembelajaran, Media pembelajaran sangat berpengaruh dengan tingkat kepahaman seorang siswa, seorang guru harus memberikan inovasi baru dalam hal pembelajaran dikelas dan disekolah. Pada kelas renah penggunaan media ini harus diperhatikan ketelitiannya dan keefektifitasannya. Agar tidak melenceng dari fungsinya sendiri. Pada kelas tinggi penggunaan media pembelajaran digunakan pada saat pembelajaran tertentu saja seperti saat pembelajaran ipa.
  • Pola interaksi, Pola interaksi yang dilakukan oleh guru harus beragam dan tentunya tau dipakai untuk berinteraksi dengan siswa kelas rendah atau siswa kelas tinggi. Pada kelas rendah pola interaksi ini harus diperhatikan, sebab dalam interaki dengan siswa kelas rendah harus memperhatikan intonasi,penggunaan kata dan cara berbicara yang cenderung lebih lembut. Pada kelas tinggi pola interaksi ini menjadi lebih santai, sebab siswa telah paham mengenai banyak hal, untuk interaksi dengan siswa kelas tinggi kata yang digunakan tidak harus selektif dan interaksinya pun dapat berlangsung lebih santai.

KESIMPULAN

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun