Mungkin karena Kapten Ri Jeong Hyeok digambarkan terlalu mudah masuk ke Korea Selatan?
Mungkin karena setting cerita pindah ke Seoul seperti drama-drama lain? Padahal latar belakang Pyongyang dan desa di Korea Utara jauh lebih menarik lho.
Mungkin karena saya kasihan melihat tingkah norak dan kampungan para tentara Korea Utara anak buah Kapten RJH, saat menyesuaikan diri dengan kehidupan kota besar ala Seoul?
Mungkin karena peristiwa penembakan Yoon Se Ri tidak masuk akal? Mobil YSR tidak terlalu tinggi, peluru yang menembus kaca mobil seharusnya mengenai kepala.Â
Kalau ceritanya mengenai paru-paru, seharusnya peluru itu juga melubangi lengan kanannya. Padahal dada YSR terlihat sangat mulus di episode ke-16.
Waktu saya menyatakan ini di suatu akun IG saya malah disahutin, "Namanya juga dramaaa ...."Â Ya, maaf, drama yang tidak termasuk genre fantasi harus tetap masuk di akal saya, hehehe.
Dengan semua hal di atas yang menyebabkan rasa suka saya crash landed, mengapa oh mengapa saya masih mengulang menonton drama ini secara acak? Menontonnya skip adegan-adegan yang tidak ada Kapten RJH dan YSR, tapi tetap saja makan waktu.
Mengapa baru sekarang saya mengalami CLoY Fever? Mengapa baru sekarang saya terkenang-kenang drama ini?
Itu karena tidak ada drama lain setelahnya yang sebagus CLoY. Karena kata orang, cara melupakan cinta lama adalah dengan mendapatkan cinta baru. Uhuk, uhuk, uhuk.
Duh susah, CLoYÂ sudah menerapkan standar yang terlalu tinggi untuk sebuah drama Korea. Chemistry pemeran utama luar biasa, para pemeran pendukung hebat-hebat, alur cerita tak terduga, bahkan adegan klise khas drakor dikemas dengan sangat baik.
Drama manapun, dengan genre yang kurang lebih sama ya, dan dari stasiun TV manapun akan sulit menyaingi CLoY di hati netizen.