Semua manusia menyukai istilah ini. Tahun baru dianggap sebagai sebuah awal baru, membuka lembaran baru, diiringi sejuta harapan untuk menjadi/mendapat hal yang lebih baik di masa depan.
Beberapa tahun terakhir ini ada tren untuk membuat resolusi, semacam daftar hal yang ingin dicapai seseorang selama 365 hari ke depan. Resolusi dipandang lebih baik kalau dibagikan ke dan diketahui oleh banyak orang. Katanya supaya kita semakin termotivasi untuk mewujudkannya karena ada yang mengingatkan.
Eh tapi, yakin orang lain akan tetap mengingat resolusi kita, padahal kita sendiri cenderung melupakannya setelah beberapa minggu di bulan Januari?
Hari ini adalah hari ke-3 di bulan Februari, sudah 1/12 waktu kita jalani di tahun 2020. Apa kabar dengan resolusi kita?
Agak disayangkan jika kita tidak membuat resolusi tahun baru. Masak kita ingin berada di kondisi yang sama di awal dan akhir tahun? Berubah, memperbaiki diri, dan mencapai sesuatu adalah natur manusia. Jangan diabaikan.
Untuk yang sudah membuat resolusi di awal tahun, bagaimana progress pencapaiannya? Apakah masih terukur, atau jangan-jangan lihat nanti saja bagaimana hasilnya di bulan Desember?
Yuk, kita bahas bagaimana menjalankan resolusi tahun baru sepanjang sisa tahun ini supaya kita mendapat hasil nyata.
1. Persempit daftar resolusi
Kita cenderung ingin mencapai banyak hal dan lupa kalau kita punya sumber daya yang terbatas. Yang namanya resolusi biasanya adalah hal-hal istimewa di luar keseharian, jadi perlu waktu, tenaga, bahkan biaya ekstra untuk mendapatkannya.
Kita yang lupa akan keterbatasan diri membuat daftar resolusi yang terlalu panjang sampai kita sendiri kewalahan, mana yang harus dikerjakan terlebih dahulu tanpa harus mengorbankan ritme dan rutinitas sehari-hari.