Dalam keadaan putus asa sang ibu mengajak anaknya yang kecil untuk bunuh diri dengan cara melompat ke laut. Si anak tidak sengaja diselamatkan oleh seorang nelayan tua, namun tidak ada kabar tentang ibunya.Â
Sang anak yang remaja kemudian bersumpah untuk membalas dendam pada media massa yang sudah menghancurkan kehidupan mereka.
Bertahun-tahun kemudian si anak sulung tak sengaja mendengar percakapan beberapa orang yang dulu bekerja di pabrik bahan kimia itu. Mereka lah yang sebenarnya memicu kebakaran karena kelalaian mereka.Â
Namun karena takut dipecat, mereka diam saja saat media massa dan semua orang menuduh ayahnya walaupun tak pernah ada bukti konkrit.
Bahkan setelah tengkorak sang ayah ditemukan di puing-puing bekas pabrik, tidak ada seorang pun yang berminat membuka kasus lama dan memulihkan nama baik keluarga yang sudah salah dituduh.Â
Akhirnya si anak sulung bertindak sendiri; ia membunuh dengan darah dingin orang-orang yang menjadi sumber kemalangan yang menimpa keluarganya.
Si anak bungsu, walau terpisah dari kakaknya, menyimpan dendam yang sama. Cara dia melampiaskan dendamnya adalah dengan masuk ke media. Dia bekerja sebagai reporter pemula untuk salah satu TV yang pernah memojokkan ayahnya.Â
Dia ingin bekerja sebagai "orang dalam" untuk mengungkapkan kebenaran dari kasus kebakaran itu.
Naas baginya, kasus besar pertama yang dia harus liput adalah pembunuhan yang dilakukan oleh kakaknya sendiri. Pertemuan mereka setelah terpisah lama harus dibatasi oleh jeruji besi, dan si anak bungsu belum juga bisa menggiring penyebar berita palsu tentang ayahnya, dan siapa yang diuntungkan oleh berita palsu itu, ke meja hijau.
Apa hubungan drakor di atas dengan kasus Reynhard Sinaga?
Tahun 2020 baru memasuki pekan pertama dan kita sudah dikagetkan oleh berita tak sedap tentang warga negara kita.Â