Mohon tunggu...
Rijo Tobing
Rijo Tobing Mohon Tunggu... Novelis - Novelis

Penulis buku kumpulan cerpen "Randomness Inside My Head" (2016), novel "Bond" (2018), dan kumpulan cerpen "The Cringe Stories" (2020) dalam bahasa Inggris. rijotobing.wordpress.com. setengah dari @podcast.thechosisters on Instagram.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Bukan Kampret, Apalagi Cebong

13 Februari 2019   01:47 Diperbarui: 13 Februari 2019   02:16 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mamak dongkol.

Menjelang debat Pilpres putaran kedua timeline di medsos mamak mulai penuh dengan orang kelahi. Sudah banyak yang ku-unfollow waktu Pilpres 2014, ada juga yang ujung-ujungnya ku-unfriend karena sudah terlalu menyebalkan. Bayangkanlah, pagi-siang-malam, politik terus bahasannya. Isi medsos-nya penuh dengan sanjungan buat capres pilihannya, tapi lucunya ga ada opini dia yang orisinil. Semuanya hasil copas dari timeline orang lain atau comot dari situs berita online, entah gimana kredibilitas situs-situs itu.

Kupikir waktu itu, dan kupikir juga sekarang, enak kalilah hidup kawan ini ya. Ga diselesaikannya kah kuliahnya? Ga dicarinya kah makannya? Ga ditegur bosnya kah waktu dia pegang HP terus? Macam betul aja orang mau fokus kerja kalau sehari bisa lebih dari tiga kali ganti status soal Pilpres.

Mamak kira bersih-bersih lima tahun lalu sudah cukuplah untuk menjaga kewarasanku, seperti prinsip hidupku bahwa bukan orang waras yang ngalah, tapi orang waras yang harus bisa mempertahankan kewarasannya. 

Ternyata aku salah besar. Walau sudah banyak akun yang ku-unfollow, ku-unfriend, bahkan ku-block karena koar-koarnya sudah keterlaluan soal Pilpres/hidup/mati/surga/neraka, eh bocor juga di newsfeed-ku tulisan-tulisan mereka yang menyebut diri pegiat media sosial.

Pegiat media sosial? Profesi baru nya itu? Kutengok sikit fanpage mereka dan kusimpulkan bahwa kawan ini adalah komentator buat semua peristiwa yang terjadi di luar dirinya. Pekerjaan sehari-hari? Ga ada kejelasan.

Darah Mamak sedikit mendidih waktu si pegiat ini sok-sokan membandingkan pemilihan presiden dengan pemilihan calon suami/menantu/mertua, dan seterusnya. Perlu kurasa kawan ini google banyak-banyak biar dia ngerti sikit pemilihan presiden itu pemilihan administrator pemerintahan. Asal kau tahu, kawan, administrator itu orang yang mengatur, mengurus, menjalankan; ibaratnya manajer lah di suatu perusahaan.

Bangsa ini perlu administrator, supaya negeri yang (kata orang) kaya raya tapi orang-orangnya suka kali berkelahi ini bisa punya hidup yang layak, yang cukup untuk generasi sekarang dan seterusnya. Ga ada itu kita pilih calon presiden kayak kita pilih calon suami/menantu/mertua dan seterusnya, wong Pilpres ini cuma jalan setiap lima tahun sekali.

Kandidat datang dan pergi, partai politik musuhan dan baikan, semuanya tergantung kepentingan. Kalau rakyat suka sama satu orang presiden, dia bisa terpilih untuk lima tahun lagi. Kalau tak suka, ada orang lain yang akan terpilih. Emangnya kau mau pilih itu suami/menantu/mertua untuk jangka waktu lima, maksimal sepuluh tahun? Macam betul aja kau ini.

Oleh karena yang kau cari adalah administrator negara yang job specification dan job description-nya sudah ada di dalam UUD dan UU, maka kau turutilah aturan-aturan itu. Bukan urusanmu kalau si calon saat ini single, cuma rujuk sama mantan istrinya kalau mau Pemilu. 

Ga ada disebutkan di UUD/UU seorang presiden harus punya istri, anak-mantu yang tidak luntang-lantung, dan cucu yang lucu-lucu. Dan bukan urusanmu pula kalau anak si calon tinggal dan berkarir di luar negeri dengan segala gaya hidupnya; yang kau mau pilih kan bapaknya bukan anaknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun