Saya sebenarnya tidak terlalu punya kesadaran tentang berat dan bentuk badan, walaupun saya termasuk makhluk perempuan yang sangat sensitif dengan hal ini. Kata orang, komentar yang paling disukai perempuan adalah pertanyaan 'Sekarang kurusan ya?'dan komentar yang paling dibenci perempuan adalah pertanyaan 'Sekarang gemukan ya?'. Padahal ukuran gemukan/kurusan itu baru ada kalau ada pembandingnya, entah berat dan bentuk badan di masa lalu, atau berat dan bentuk badan orang lain.
Karena saya tidak suka ditanya-tanya soal berat/bentuk badan, saya usahakan juga untuk tidak menanyakan hal ini ke orang lain, apalagi orang yang saya tidak begitu kenal. Tapi kalau ada yang bertanya apakah saya kurusan/gemukan, selama ini saya kurang-lebih bisa memberitahu alasan kenapa hal itu terjadi karena ada kesadaran yang lebih terhadap kesehatan saya sejak tahun lalu.
Untuk menyesuaikan dengan kemampuan metabolisme tubuh dan pencernaan yang menurun seiring dengan pertambahan usia, sudah 10 hari ini saya tidak makan nasi di malam hari. Awalnya berat sekali dan bawaannya lapar melulu, tapi saya sadar kalau harus ada pengurangan asupan makanan untuk mengimbangi jatah olahraga yang berkurang.Â
Sepuluh hari sudah berjalan dengan baik dimana makan malam diisi dengan sayur, buah, dan lauk protein saja. Walhasil badan terasa lebih ringan dan perasaan saya setiap bangun pagi lebih baik, dalam artian tidak kelaparan. Kata teman saya, kalau kita makan banyak pada malam hari, lambung dan usus akan bekerja keras di saat seharusnya mereka beristirahat waktu kita tidur, akibatnya pagi hari biasanya kita akan merasa sangat lapar.Â
Apakah teori itu benar? Hmm, ga tahu ya, yang jelas karena malam saya tidak makan nasi, secara tidak sadar saya jadi mengurangi juga porsi nasi untuk makan siang (dan sesekali untuk makan pagi). Kita lihat saja nanti bagaimana hasil diet ini setelah beberapa bulan.
Jadi untuk teman-teman perempuan semua, jangan khawatir dengan berat dan bentuk badan Anda. Body Mass Index (BMI)lebih penting dari berat badan yang kita lihat di timbangan (silakan Google untuk cara menghitungnya ya), dan bentuk badan tidak selalu harus seperti model di majalah yang kita baca (bentuk badan di media massa bisa di-photoshop dengan mudah sekali). Yang penting adalah menjaga kesehatan dengan:
- Menyadari asupan gizi dari makanan kita.
- Berolahraga cukup dan teratur. Sesuaikan beban latihan dengan limit kekuatan fisik kita dan ga usah lakukan olahraga hardcorekalau badan tidak sanggup (misal: maksain lari padahal punya masalah dengan pergelangan kaki).
- Beristirahat dengan cukup untuk menjaga badan tetap fit (saya masih gagal di sini karena setiap hari bergadang untuk nulis, sehingga sudah tiga minggu terakhir saya batuk-pilek bergantian, hehe),
- Kelola stres. Bukan hindari stres, karena emosi, negatif maupun positif, harus diterima, dirangkul, dan dimanfaatkan untuk menjadi hal yang baik. Kelola stres yang kita hadapi akibat masalah entah di rumah/pekerjaan/pergaulan/dll. untuk membuat diri kita lebih tahan banting terhadap tekanan dalam kehidupan.
Oya, satu hal lagi. Warna dan motif pakaian yang kita pakai sangat menentukan apakah kita terlihat kurusan atau gemukan, sebagai contoh: pakaian berwarna gelap (hitam, abu-abu tua, biru donker) dan motif garis vertikal memberi ilusi badan yang lebih kurus dari sebenarnya. Jadi coba perhatikan baju yang kita pakai terutama saat kita hendak berpakaian untuk membuat orang lain terkesan. Buat saya sendiri, saya ga akan pernah lagi pakai dress biru-putih bermotif garis horizontal itu ke acara makan siang dengan teman-teman Taekwondo!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H