Kenapa saya sekarang gendut banget?
Jadi begini, di awal tahun 2016 berat badan saya pernah mencapai 73 kg (sama seperti berat badan waktu melahirkan anak ke-2 tahun 2013), di mana saya merasa unhealthy, unfit, and unhappy. Di bulan Maret tahun yang sama, saya sakit sampai diopname dan pemulihannya agak lama. Mulai bulan April saya bertekad untuk memperbaiki pola makan dan mulai berolahraga. Dimulai dengan ikut balet 2x seminggu @1 jam, berat badan saya turun 5 kg dalam waktu 1.5 bulan. Bulan Agustus 2016 saya mulai ikut latihan Taekwondo dari basic banget.
Nah, pada bulan Desember 2016 anak-anak libur sekolah hampir 5 minggu dan cukup sulit membawa mereka ke dojang untuk menemani saya latihan Taekwondo. Masalah pertama adalah bangun pagi. Selama libur, anak-anak bangun lebih dari jam 8, padahal latihan dimulai pukul 7.55 pagi.Â
Masalah kedua adalah memberikan kegiatan yang bisa menjaga mood mereka selama 1 jam saya latihan. Nah masalah kedua ini yang lebih sering terjadi. Saya pernah bawakan Ipad untuk mereka main game, tapi ujung-ujungnya berantem. Lagi asyik tendang-tendang sama sparring partner, eh saya harus ke bagian belakang dojang untuk melerai anak-anak.Â
Pernah saya ga bawakan Ipad dan saya biarkan anak-anak main-main dengan bola gym dan cone-cone kecil. Kayaknya cuma bertahan 30 menit dan setelah itu mereka berantem lagi memperebutkan entah apa. Akhirnya di bulan Desember 2016, Maret 2017, dan Juni 2017, pokoknya setiap kali anak-anak libur sekolah, saya jadi jarang latihan Taekwondo karena 2 concern di atas.Â
Waktu berat badan saya turun drastis, adik saya sudah memperingatkan: sebaiknya menguruskan badan dulu sebelum membentuk otot. Karena saya langsung membentuk otot, maka waktu saya tidak olahraga tempat si otot dalam badan saya diganti dengan lemak dan badan jadi menggelambir. Hiks-hiks.
Mulai bulan Juli tahun ini anak saya yang ke-2 sekolah siang (mulai jam 10 atau jam 11.30 setiap harinya). Selama sebulan pertama waktu anak saya menyesuaikan lagi jam tidur dan jam aktivitasnya setelah libur sekolah 6 minggu, saya tidak Taekwondo sama sekali (oya saya berhenti balet di bulan Januari 2017 karena jadwal les yang tidak cocok).Â
Saya mulai latihan lagi bulan Agustus dengan mengandalkan suami yang membangunkan dan mengantar anak ke-2 ke dojang sekitar pukul 8.30 sambil suami berangkat ke kantor, supaya saya bisa latihan dengan cukup tenang selama sekitar 30 menit. Masalahnya, suami saya sering traveling, jadi kerja sama seperti ini sesekali saja bisa terjadi.Â
Saya sudah minta ijin guru untuk membawa anak dan beliau mengijinkan asalkan anak bisa tenang. Kalau soal ini saya harap-harap cemas deh. Sekalipun dibawakan Ipad, kalau anak lagi tidak mau main gadget, dia akan ikut latihan sama saya. Agak bahaya kalau lagi sparring pakai mitt, dia tiba-tiba melintas atau memeluk badan saya sehingga dia bisa kena tendang (yang pastinya sakit banget).
Panjang banget ya penjelasan kenapa saya sekarang gendut banget? Padahal intinya adalah berkurangnya waktu untuk latihan Taekwondo karena anak ke-2 yang sekolah siang. Saya berusaha mengencangkan lagi otot dengan sesekali berenang, tapi memang latihan Taekwondo secara rutin memberikan efek yang jauh lebih cepat.