Mohon tunggu...
Rijalul Vikry
Rijalul Vikry Mohon Tunggu... lainnya -

Alumni Ilmu Komunikasi - Jurlnalistik Universitas Diponegoro Semarang angkatan 2008. Penggila soto nomor satu. Penyeruput kopi di pagi hari.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sri Hartati, Ibu Asuh Anak Jalanan

28 September 2014   19:29 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:11 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1411882041510091263

Ibu anak jalanan. Begitu sebutan yang melekat pada beliau. Sri Hartati yang juga sering dipanggil dengan menggunakan nama suaminya, Bu Prapto. Seorang pedagang sayur keliling yang mempunyai tiga orang anak. Ia lahir di Desa Kalegen Magelang 57 tahun silam. Wanita yang pernah mengikuti program transmigrasi ke Sulawesi dari pemerintah tahun 1986 ini mulai tinggal di kampung gunung Brintik pada tahun 1990, bersama ketiga anaknya yakni : Anis Wahyu Nurhayati, Anas Joko Waluyo, Ari Sudiyantoro, yang mana pernah menjalani kehidupan sebagai anak jalanan ketika mereka masih di bangku sekolah dasar. Sepeninggal suaminya, guna menghidupi keluarganya, Bu Prapto menjadi pedagang sayuran di pasar Bulu. Mulai tahun 1996 beliau sering menampung anak-anak jalanan yang sedang sakit atau membutuhkan makanan.

Jika dilihat keluarga ini tidak begitu kaya bahkan bisa dikatakan pas-pasan. Di rumahnya yang sederhana pernah ditempati puluhan anak jalanan yang membutuhkan tempat tidur. Beliau mengijinkan rumahnya menjadi tempat singgah karena merasa kasihan akan kehidupan anak-anak jalanan, di samping itu juga kebersamaan dan rasa kekerabatan mereka juga sangat kuat. Dengan keterbukaan hati dia menerima anak-anak jalanan yang datang ke rumahnya yang kadang minta dikeroki, ada juga yang meminta makan, selain itu juga banyak anak jalanan yang datang ke rumah beliau hanya ingin curhat dengan beliau. Bagi anak jalanan yang mengenal Ibu Sri, mereka menganggap Ibu ini sebagai orang tua mereka.

Hal mulia ini justru menjadi gunjingan penduduk Brintik. Para tetangga Ibu Sri awalnya justru malah membenci dan memusuhi Ibu Sri karena dianggap telah mencemarkan perkampungan dengan menampung anak-anak jalanan liar yang dianggap sampah pemerintah. Walaupun demikian Ibu Sri dengan keluarganya tidak mundur dari apa yang telah diputuskannya dalam membantu anak-anak jalanan tersebut.

Bu Sri sering merasa rindu apabila anak-anak jalanan itu tidak datang ke rumahnya. Jika dalam tiga hari saja anak-anak jalanan asuhannya tidak datang ke rumahnya, beliau mendatangi mereka ke jalanan untuk melepas rindu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun