Mohon tunggu...
Rijalul Vikry
Rijalul Vikry Mohon Tunggu... lainnya -

Alumni Ilmu Komunikasi - Jurlnalistik Universitas Diponegoro Semarang angkatan 2008. Penggila soto nomor satu. Penyeruput kopi di pagi hari.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mbah Fauzan, Sang Kyai Penjaga Makam

28 September 2014   19:03 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:11 843
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14118801381329063679

Mbah Fauzan merupakan sesepuh Dusun Tambaksari di Desa Sayung Kabupaten Demak. Pria yang berusia 55 tahun ini berprofesi sebagai penjaga dan juru kunci makam KH. Abdullah mudzakir atau yang biasa dipanggil Mbah Mudzakir. Ia menjadi penjaga makam sejak tahun 2000, ia diserahi tugas menjaga makam ini oleh pendahulunya yang telah meninggal dunia. Beliau merupakan keturunan ke - 3 dari Mbah Mudzakir. Selain berprofesi sebagai penjaga makam, beliau juga merupakan seorang guru mengaji, hampir setiap hari banyak masyarakat yang ingin belajar agama dan mengaji datang ke rumah beliau, dan meminta nasehat kepadanya tentang bagaimana menjalani kehidupan yang sesuai dengan agama Islam. Bakat beliau dalam berdakwahpun diperoleh secara turun temurun dari Mbah Mudzakir yang merupakan seorang ulama pada masa penjajahan Belanda. Mbah Fauzan mewarisi betul gaya berdakwah Mbah Mudzakir, seperti mengajar dengan kitab kuning, menyampaikan dakwah lebih komunikatif. Dan ada satu filosofi dakwah Mbah Mudzakir yang betul-betul dipegang oleh Mbah Fauzan adalah "Saya lebih baik menjadi sumur, daripada menjadi teko", artinya lebih baik orang datang kepadanya belajar ilmu agama, daripada ia datang ke masyarakat memberi ilmu agama tetapi tidak semua yang mau menerimanya.

Dusun Tambaksari sendiri merupakan pecahan dari Desa Sayung yang terkena abrasi pada tahun 1998. Lokasi ini berbentuk pulau, yang dihubungkan oleh jalan setapak sepanjang 500 meter. Dusun Tambaksari sendiri dihuni oleh 8 keluarga, 8 rumah, dan 1 mesjid. Apabila air laut sedang pasang maka lokasi ini akan terendam oleh air laut, tidak jarang pada saat melakukan Shalat Jum'at, lantai masjid terendam oleh air laut, dan itu tidak mengganggu aktivitas shalat penduduk di sana. Dan setiap Shalat Jum'at Mbah Fauzanlah yang selalu mengisi ceramah. Meskipun dilanda abrasi, penduduk Kampung Tambaksari tetap bertahan dengan alasan mereka sudah sangat betah tinggal di pulau tersebut dan menolak untuk meninggalkan kawasan tersebut.

Masa muda Mbah Fauzan sendiri tidak hanya dilalui dengan kegiatan-kegiatan keagamaan saja, Mbah fauzan merupakan atlet bola voli tingkat Kecamatan Sayung, Ia beserta timnya kerap menjuarai turnamen-turnamen tingkat kecamatan dan kabupaten pada tahun 1972 hingga 1980.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun