2 hari yang lalu tepatnya Senin, merupakan hari peringatan 72 Tahun Angkatan Udara Republik Indonesia. Terkait hal ini, Aceh memiliki nilai sejarah sekaligus duka tersendiri. Tak lain ialah Sersan Mayor Maimun Saleh yang merupakan penerbang pesawat tempur pertama asal Aceh.
Pemuda yang lahir pada tanggal 14 Mai 1929 di Desa Aneuk Galong Titi, Aceh Besar, gugur dalam sebuah kecelakaan ketika melakukan pengintaian dengan pesawat intai Auster IV-R-80 Â yang di kemudikannya di pangkalan udara Semplak, Bogor, Jawa Barat pada Jumat, 1 Agustus 1952 sekitar pukul 09.25 WIB. Kala itu ia berusia 24 tahun 1 bulan 10 hari.
Saat itu, Sersan Mayor Maimun Saleh seharusnya menerbangkan pesawat tersebut bersama seorang temannya, namun tiba-tiba temannya tersebut kurang enak badan dengan mengatakan bahwa ia sedang sakit perut.
- Nurmiati, salah seorang keponakan dari Sersan Mayor Maimun Saleh mengatakan "(jatah jieh yang ek pesawat nyan dua droe ureung, cuman yang sidroe teuk,ipeugah saket pruet, akhe jih, ek teuk apa cek sidroe, akhe jih meureut, teuk pesawat), Seharusnya yang naik pesawat tersebut dua orang, tetapi yang satu lagi mengatakan kalo ia sakit perut, jadi naik lah apa cek sendiri, dan akhirnya jatuh lah pesawat tersebut" .
Maimun saleh dimakamkan di kampung halamannya. Pada 2 Agustus 1952, tepat sehari setelah kecelakaan, jasadnya di terbangkan dari pangkalan udara Tjililitan ke Banda Aceh. Ia di kebumikan tepat di perkarangan rumahnya sendiri.
Kini rumah almarhum Maimun Saleh dijadikan sebagai musium untuk menyimpan berbagai kenangan tentangnya, yang berupa foto-foto ketika ia menjadi Angkatan Udara Republik Indonesia. Musium tersebut baru di bangun tahun 2017 lalu atas kerjasama dan gotong royong dari anggota angkatan udara (AU) Aceh. Musium tersebut dikelola oleh pihak keluarganya.
Selain itu untuk mengenang jasanya sebagai penerbang pertama asal Aceh, juga di dirikan sebuah monumen pesawat tempur  di tanah kelahirannya, tepatnya di Aneuk Galong, jalan Banda Aceh-Medan, Aceh Besar. Pesawat tersebut berjenis Hawk-200 dan kini telah dikenal sebagai Tugu Sersan Mayor Maimun Saleh. Selanjutnya nama Maimun Saleh, juga diabadikan sebagai nama bandara di Pulau Weh, Sabang.
Sersan Mayor Maimun Saleh yang akrab di sapa apa cek oleh keponakan-keponakannya, telah menjadikan seorang keponakannya M. Iqbal bertekad kuat untuk meneruskan jejak sang Sersan Mayor menjadi abdi negara.
Setiap 29 Juli yang di peringati sebagai Hari Bakti TNI Angkatan Udara, para rombongan TNI AU selalu berkunjung ke makam Maimun Saleh untuk melaksanakan upacara dan berziarah. Hal tersebut merupakan bentuk penghormatan sekaligus untuk mengenang pilot pesawat pertama yang berasal dari tanah rencong ini.
Bagi masyarakat yang ingin mengunjungi makam Maimun Saleh dan Musiumnya, dapat langsung mendatangi rumahnya yang berada di jalan Montasik, tepatnya berada 100 meter dari tugu Maimun Saleh kearah Montasik, sebelah kiri jalan tersebut terdapat panflet bertulisan Makam Pahlawan TNI AU Sersan Mayor Maimun Saleh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H