Mohon tunggu...
Rihlatulillah
Rihlatulillah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Hai sobat namaku rihlatulillah biasa dipanggil rihlaa, hobiku membaca, menulis dan traveling, sekarang ini aku lagi menekuni tentang editing semoga dimudahkan.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Dalam Rembulan Iman

11 Juli 2024   20:07 Diperbarui: 3 Agustus 2024   18:57 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat fajar mulai merekah, anak pondok terbangun dari tidurnya. Suara adzan subuh yang merdu memanggil mereka dari mimpinya, mengajak bergegas menuju masjid. Dengan langkah yang masih mengantuk, mereka berwudhu, menyucikan diri dari sisa malam yang gelap.Di masjid, suasana khusyuk menyelimuti. Doa dan dzikir menggema, membangkitkan semangat dalam jiwa yang haus akan ketenangan rohani. Usai sholat, mereka kembali ke asrama, menyusun tempat tidur, dan bersiap menjalani hari yang penuh berkah.


Sarapan pagi adalah saat yang sederhana namun penuh keakraban. Nasi, sayur, dan secangkir teh hangat menemani obrolan ringan tentang mimpi dan harapan. Usai sarapan, mereka berbaris rapi menuju madrasah, tempat ilmu dan hikmah ditimba.

Pelajaran dimulai dengan membaca Al-Qur'an. Ayat demi ayat dilantunkan dengan tartil, mengalun merdu menyejukkan hati. Guru mengajar dengan penuh kasih sayang, menuntun mereka memahami makna di balik kata-kata suci. Setelah itu, pelajaran fiqih, hadits, dan bahasa Arab mengisi waktu hingga siang menjelang.

Ketika waktu dzuhur tiba, mereka berbondong-bondong kembali ke masjid. Suara adzan kembali mengalun, mengajak mereka bersujud syukur atas nikmat yang tiada henti. Usai sholat, makan siang menanti. Hidangan sederhana, namun penuh rasa syukur dan kebersamaan.

Sore hari, setelah istirahat sejenak, mereka melanjutkan dengan menghafal Al-Qur'an. Suara hafalan bersahut-sahutan, menunjukkan kesungguhan hati dalam menuntut ilmu. Terkadang, mereka juga bermain di lapangan, berolahraga atau sekadar bercanda, mengisi waktu dengan kebahagiaan sederhana.

Saat senja menjelang, mereka kembali ke masjid untuk sholat maghrib. Langit yang kemerahan seakan mengiringi mereka dalam lantunan doa dan dzikir. Setelah itu, pelajaran malam dimulai. Fiqih, tafsir, dan pelajaran umum lainnya mengisi waktu hingga menjelang isya.

Waktu isya tiba, mereka sekali lagi bersujud, mengucap syukur atas hari yang dilalui. Usai sholat, makan malam pun menanti. Malam adalah saat tenang, di mana mereka bisa belajar mandiri, merenung, atau sekadar berbincang dengan teman.

Ketika malam semakin larut, anak-anak pondok kembali ke asrama. Mereka bersiap untuk tidur, mengistirahatkan tubuh dan jiwa. Sebelum mata terpejam, doa-doa dipanjatkan, memohon perlindungan dan berkah untuk hari esok.

Dengan demikian, hari yang penuh berkah berakhir. Anak pondok terlelap dalam damai, menanti esok yang penuh harapan dan cahaya iman. Setiap hari adalah perjalanan spiritual, menuntun mereka menuju kedewasaan dalam cahaya ilmu dan keimanan.

Barakallahufikum

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun