Kampanye Kritis : Positif + Negatif
Tujuan utama sebuah kampanye (apapun, tidak hanya politik) adalah supaya masyarakat mengenal lebih baik apa yang dikampanyekan itu. Dengan mengenal lebih baik, diharapkan masyarakat mau memilih dan mendukung.
Metode kampanye bisa macam-macam, tetapi esensi isinya hanya 2, kebaikan dan keburukan, atau, positif dan negatif.
Pihak yang berkampanye biasanya menonjolkan kebaikan atau hal-hal positif dari pihaknya, dan menghindari hal-hal buruk / negatif. Ini manusiawi. Sebaliknya, kita mudah melihat kekurangan pihak lain dan susah melihat kebaikannya. Sekali lagi, ini manusiawi.
Memang, idealnya kita menyajikan secara jujur kebaikan dan keburukan kita, juga mengakui kelebihan dan kekurangan pihak lain. Tinggal diperbandingkan, mana yang lebih banyak kebaikan dan lebih sedikit keburukannya. Itu disebut sportifitas.
Tetapi hal itu tidak mudah, bahkan dalam konteks kekinian bangsa ini, mustahil. Dalam hal sportifitas ini, bangsa ini memang membutuhkan Revolusi Mental.
Untuk saat ini, solusinya adalah pihak sendiri menyajikan kelebihan dan biarkan pihak lain mengungkapkan kekurangan kita. Kita melakukan kampanye positif, dan biarkan lawan melakukan kampanye negatif (bukan kampanye hitam lho).
Dialektika antara kampanye positif dan kampanye negatif akan melahirkan kampanye kritis. Kampanye kritis ini yang kita perlukan.
Salam.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI