(1)
Oleh : Rihat HG
Pesawat Qantas Airline menuju Australia sudah siap-siap lepas landas. Aku menenangkan pikiran dan berdoa. Penerbangan yang pertama kujalani bagaimanapun membuat rasa khawatirku membuncah. Namun semua harus kujalani.Â
Menuju kota dan Negara yang belum pernah kulihat. Meninggalkan kotaku yang baru saja dilanda huru-hara. Dan disana, aku bertemu dengan Ellena..yah, ada kerinduan yang kurasakan setelah berpisah dengannya 3 bulan lalu.
Sejenak anganku kembali melayang ke masa pertemuanku dengan Ellena. Saat itu, kota kami baru usai dilanda huru-hara. Pembakaran terjadi di mana-mana. Bahkan , terkabar terjadinya pemerkosaan terhadap wanita etnis tertentu.Â
Entah apa salah mereka. Tapi begitulah. Dalam suatu pergolakan selalu ada pemenang. Dan juga selalu ada yang menjadi korban tak berdosa yang menjadi kayu arang pergolakan itu.
Ellena dan rombongannya dari sebuah jaringan organisasi berbagai Negara datang untuk melihat kondisi kota kami saat itu.Kami menjamu mereka dan menemani ke berbagai lokasi yang menjadi korban kerusuhan.Â
Di sebuah pusat perbelanjaan di bagian timur kota, kami masuk ke ruko-ruko yang terbakar. Saat menaiki tangga ke lantai 2, tiba-tiba berlari keluar. Bau mayat terbakar sangat pekat tercium di ruangan itu. Segera kususul ke luar , sedikit khawatir melihat Ellena seperti mau muntah....
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI