Mohon tunggu...
Rihardiannisa hidayanti
Rihardiannisa hidayanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mendidik Generasi yang Berakhlak dan Berilmu

26 Oktober 2024   20:29 Diperbarui: 26 Oktober 2024   20:49 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: Haiyatun makgfirah Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Madani Yogyakarta 

pendahuluan

       Model pendidikan agama Islam merupakan landasan terpenting untuk mendidik generasi umat Islam dalam akhlak dan ilmu pengetahuan. Sistem pendidikan ini berlandaskan Al-Quran dan Hadits sebagai pedoman utama yang tidak tergantikan. Pendidikan dalam Islam tidak hanya fokus pada aspek kognitif atau intelektual, tetapi juga sangat menekankan pada pendidikan akhlak. Akhlak adalah cerminan dari keimanan seseorang, dan tanpa akhlak yang baik, ilmu pengetahuan bisa menjadi tidak bermanfaat atau bahkan merusak. Rasulullah SAW diutus untuk menyempurnakan akhlak, sebagaimana sabda beliau, "Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia" (HR. Ahmad).

Orang tua dan guru memiliki tanggung jawab untuk memberikan contoh teladan dalam berperilaku. Anak-anak belajar lebih banyak dari apa yang mereka lihat daripada dari apa yang mereka dengar. Oleh karena itu, penting bagi orang tua dan pendidik untuk menunjukkan sikap dan perilaku yang baik dalam kehidupan sehari-hari. 

Metode pembelajaran

Untuk membentuk generasi yang berakhlak mulia dan berilmu, berbagai metode pendidikan dapat diterapkan. Berikut adalah beberapa metode yang efektif dalam konteks pendidikan Islam:

Metode Qudwah (Teladan)

Metode ini mengedepankan keteladanan dari pendidik sebagai cara paling kuat untuk membentuk karakter siswa. Pendidik diharapkan menjadi contoh dalam perilaku dan akhlak, sehingga siswa dapat meniru tindakan baik tersebut dalam kehidupan sehari-hari

Metode Ceramah

Metode ceramah masih menjadi salah satu cara yang efektif untuk menyampaikan materi pendidikan. Dengan kemampuan komunikasi yang baik, pendidik dapat menyampaikan nilai-nilai akhlak dan ilmu pengetahuan secara jelas dan menarik

Metode Diskusi (Hiwar)

Diskusi atau dialog antara pendidik dan siswa memungkinkan siswa untuk mengungkapkan pendapat dan ide-ide mereka. Ini membantu dalam pengembangan pemikiran kritis dan memperkuat pemahaman mereka terhadap nilai-nilai yang diajarkan.

Metode Pembiasaan

Melalui pembiasaan, siswa diajarkan untuk melakukan perilaku baik secara berulang-ulang hingga menjadi kebiasaan. Ini termasuk kebiasaan dalam berdoa, bersedekah, dan berperilaku sopan.

Metode Hafalan

Metode ini digunakan untuk menghafal ayat-ayat Al-Qur'an atau hadis yang mengandung ajaran moral dan etika. Menghafal teks-teks suci membantu siswa internalisasi nilai-nilai tersebut dalam kehidupan mereka.

Metode Tanya Jawab

Metode ini mendorong interaksi aktif antara pendidik dan siswa, di mana siswa diajak untuk bertanya tentang materi yang dipelajari. Ini meningkatkan pemahaman dan keterlibatan siswa dalam proses belajar.

Metode Pemberian Tugas

Memberikan tugas kepada siswa untuk menerapkan apa yang telah dipelajari dalam konteks nyata membantu mereka memahami pentingnya ilmu pengetahuan dan akhlak dalam kehidupan sehari-hari.

Metode Targhib dan Tarhib

Metode ini melibatkan motivasi positif (targhib) untuk mendorong siswa melakukan kebaikan, serta peringatan (tarhib) untuk menjauhkan mereka dari perilaku buruk. Hal ini bertujuan untuk membangun kesadaran moral pada siswa.

.Dengan menerapkan metode-metode ini secara konsisten, diharapkan generasi muda dapat tumbuh menjadi individu yang tidak hanya cerdas secara akademis tetapi juga memiliki akhlak yang baik sesuai dengan ajaran agama.

PROBLEM MENDASAR DALAM PENDIDIKAN AKHLAK

Problem mendasar tentang pendidikan akhlak adalah, orang yang mendidik harus terlebih dahulu menjalankannya. Sementara itu, mencari orang yang mampu menjalankan nilai-nilai mulia tersebut bukan perkara mudah. Mendidik orang agar menjadi petani, pedagang, peternak, nelayan, penulis sukses, dan lain-lain, sekalipun tidak mudah, masih bisa dilakukan. Akan tetapi menjadi sulit ketika harus memberi contoh tentang keikhlasan, kejujuran, kesabaran, kedermawanan, kebersamaan, dan sejenisnya itu.

Oleh karena itu, sebenarnya bukan menganggap bahwa pendidikan akhlak tidak perlu, akan tetapi yang menjadi problem adalah mendapatkan guru dan cara-cara menanamkan akhlak mulia itu sendiri. Sebab, tidak mungkin orang yang tidak menyandang akhlak mulia berhasil mengajarkan perilaku terpuji. Pendidikan adalah proses pembiasaan dan ketauladanan, sementara itu mencari contoh dan atau tauladan itulah yang hingga saat ini yang belum ditemukan cara yang tepat dan apalagi nyata-nyata berhasil. Wallahu a'lam

Kesimpulan

Model pendidikan agama Islam yang efektif harus mampu menyeimbangkan tradisi dan modernitas antara nilai-nilai Islam dengan tuntutan zaman. Pendekatan yang holistik, komprehensif dan spesifik konteks akan menghasilkan generasi umat Islam yang tidak hanya memiliki pemahaman mendalam terhadap agama, namun juga mampu berkontribusi positif dalam kehidupan modern. Dengan menerapkan model pendidikan agama Islam yang tepat, diharapkan akan muncul generasi umat Islam yang memiliki kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual yang seimbang. Mereka tidak hanya menjadi individu yang religius namun juga menjadi agen perubahan positif dalam masyarakat global.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun