Mohon tunggu...
Rihan febriadi
Rihan febriadi Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

seorang mahasiswa aisyiyah yogyakarta semester dua

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Madia dan budaya era digital???

9 Januari 2025   13:54 Diperbarui: 9 Januari 2025   13:54 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Media dan Budaya di Era Digital

Di tengah kebisingan layar, di antara gemerlap notifikasi dan deretan gambar yang tak pernah berhenti bergerak, kita berada dalam dunia yang seakan tak pernah tidur. Dunia ini terus berputar, seolah tak kenal waktu dan ruang. Namun, di balik cahayanya yang memancar, ada kisah-kisah yang jarang kita dengar. Kisah tentang bagaimana media, dengan segala bentuknya, tak hanya menjadi penghubung informasi, tetapi juga menjadi pendorong budaya, mempengaruhi cara kita berpikir, merasakan, dan bahkan hidup. Lantas, bagaimana media merajut dunia kita yang terhubung ini? Mengapa pengaruh media begitu mendalam dan tak terelakkan dalam kehidupan kita?

Mencari Jejak di Dunia yang Serba Cepat

Mari sejenak berhenti, menarik napas dalam, dan melihat dunia ini dari jarak yang lebih jauh. Pada setiap detik yang berlalu, jutaan informasi tersebar di seluruh dunia. Berita, video, gambar, opini, dan berbagai konten lainnya berpindah dari satu tangan ke tangan lain, melintasi batas-batas negara, budaya, bahkan zaman. Media sosial, yang dulunya hanya tempat berbagi status atau foto, kini telah berubah menjadi medan perang budaya. Dalam satu sentuhan jari, kita dapat merasakan gemuruh tren global atau bahkan membentuk identitas pribadi yang seakan mengaburkan batas antara yang nyata dan maya.

Namun, bagaimana kita sampai pada titik ini? Bagaimana media yang pada mulanya hanya berfungsi untuk menyampaikan informasi menjadi begitu kuat dalam membentuk budaya dan identitas kita? Ini adalah cerita yang perlu kita telusuri lebih dalam, karena di sinilah letak kekuatan sejati media, yang tak hanya memengaruhi apa yang kita ketahui, tetapi juga bagaimana kita merasakan dunia di sekitar kita.

Media dan Budaya: Sebuah Hubungan Tak Terpisahkan

Mari kita berbicara tentang apa yang terjadi ketika media dan budaya bertemu. Media, dalam segala bentuknya---baik itu televisi, internet, atau media sosial---tak hanya sekadar menyampaikan pesan. Ia lebih dari itu. Media adalah pencatat sejarah, pembentuk opini, sekaligus agen perubahan. Hal ini bukan sekadar teori, tetapi kenyataan yang kita hadapi setiap hari.

Antonio Gramsci, seorang pemikir besar dalam dunia sosial, pernah mengungkapkan bahwa media berperan sebagai alat untuk mempertahankan dominasi budaya tertentu. Di dunia yang semakin terhubung ini, siapa yang menguasai media akan memiliki kekuatan besar dalam membentuk cara kita melihat dunia. Namun, ada satu hal yang tak boleh dilupakan: audiens, atau kita semua sebagai konsumen media, juga memainkan peran penting. Setiap individu memiliki kemampuan untuk menafsirkan kembali apa yang disampaikan media, bahkan memutarbalikkan makna tersebut sesuai dengan latar belakang, pengalaman, dan sudut pandang pribadi.

Bagaimana Media Membentuk Identitas?

Namun, tidak semua perubahan ini selalu berdampak positif. Dengan kekuatan media yang tak terbantahkan, kita juga harus bertanya: apakah kita kehilangan diri kita sendiri di tengah kecanggihan teknologi ini? Media sosial, misalnya, sering kali memanipulasi citra diri kita, membentuk standar kecantikan dan gaya hidup yang sulit dicapai oleh banyak orang. Dalam pencarian pengakuan, kita mungkin lupa pada akar budaya kita sendiri, yang terkadang terpinggirkan oleh dominasi budaya global yang ada di layar kita.

Di sisi lain, media digital memberikan peluang bagi banyak orang untuk menemukan suaranya. Masyarakat kini memiliki kesempatan yang lebih besar untuk mengekspresikan diri mereka tanpa batasan yang ada sebelumnya. Bahkan, para kreator konten dari berbagai belahan dunia bisa berbagi cerita, menampilkan karya seni, atau menghidupkan kembali tradisi yang telah lama terlupakan. Begitu banyak kisah manusia yang kini beredar bebas di ruang digital, membentuk budaya baru yang beragam dan dinamis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun