Mohon tunggu...
Rihad Wiranto
Rihad Wiranto Mohon Tunggu... Penulis - Saya penulis buku dan penulis konten media online dan cetak, youtuber, dan bisnis online.

Saat ini menjadi penulis buku dan konten media baik online maupun cetak. Berpengalaman sebagai wartawan di beberapa media seperti Warta Ekonomi, Tempo, Gatra, Jurnal Nasional, dan Cek and Ricek.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pola Pikir Kita Dipengaruhi Algoritma Platform Asing, Bagaimana Kita Menyikapi?

15 Februari 2023   08:08 Diperbarui: 15 Februari 2023   08:18 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Wartawan di zaman internet harus sadar bahwa apa yang kita tulis akan masuk platform dan mempengaruhi pengambilan keputusan oleh mesin pencari. Mudahnya jika kita membuat berita yang terus-menerus menjelekkan Indonesia, maka Indonesia akan jelek di mesin pencari.

Inilah pentingnya wartawan untuk melihat kepentingan bangsa Indonesia sebagai landasan dalam menulis. Harus diingat kita berbeda kepentingan tentang  isu kelapa sawit dengan Uni Eropa. Kita juga punya kepentingan yang berbeda dengan media asing perihal konflik Papua. Bagaimana kita, wartawan menyikapi hal ini? 

Wartawan Indonesia harus melihat kepentingan Indonesia di atas segalanya. Ketika kita menyerap informasi dari asing tentang Indonesia, wartawan harus waspada siapa yang berkepentingan? Bagaimana dampaknya terhadap Indonesia?

Mudah diucapkan tapi kadang sulit diterapkan. Dalam dunia nyata,  kampanye sebuah isu merupakan pertarungan sengit yang mengerahkan banyak dana, termasuk untuk "membeli" media.

Dalam situasi hidup sulit, kesejahteraan wartawan yang relatif buruk, sedikit uang untuk "upah meng-upload" berita adalah dana  sangat berarti buat sebagian besar orang.

Dalam hal ini wartawan tidak bisa berjuang sendiri untuk mengangkat nama baik Indonesia. Di sinilah diperlukan sebuah ekosistem yang saling mendukung satu sama lain. 

Dewan Pers, Kementerian, tidak bisa menyuruh wartawan melakukan good journalism sendirian. Basic dari profesi wartawan seperti profesi lainnya adalah bagian dari mencari penghasilan selain idealisme. 

Komunitas wartawan yang jumlahnya puluhan ribu di Indonesia, merupakan bagian utuh dari bangsa ini. Mereka ingin berjuang demi Indonesia sekaligus mendapatkan share yang adil atas keberhasilan pembangunan yang sedang berlangsung. Ini sebenarnya bukan hanya untuk wartawan, keberhasilan pembangunan harus dirasakan manfaat oleh profesi apapun di Indonesia.

Jadi kembali kepada tugas kita untuk mengangkat nama baik Indonesia di dunia maya, kolaborasi adalah kunci dari seluruh komponen bangsa. Saling mendukung satu sama lain.  ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun