Mohon tunggu...
Rihad Wiranto
Rihad Wiranto Mohon Tunggu... Penulis - Saya penulis buku dan penulis konten media online dan cetak, youtuber, dan bisnis online.

Saat ini menjadi penulis buku dan konten media baik online maupun cetak. Berpengalaman sebagai wartawan di beberapa media seperti Warta Ekonomi, Tempo, Gatra, Jurnal Nasional, dan Cek and Ricek.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Bagaimana Melibatkan Swasta dan BUMN Membiayai Pendidikan?

13 November 2019   08:08 Diperbarui: 13 November 2019   08:59 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
SDN Palesanggar 5 Kecamatan Pegantenan, Kabupaten Pamekasan, ambruk (Kompas.com)

Peran Swasta dan BUMN

Kembali ke ide tulisan ini, saya berpendapat perlu dipikirkan mekanisme untuk melibatkan swasta dan BUMN dalam pembiayaan pendidikan. Khususnya tentang pembiayaan sarana dan prasarana.

Misalnya, sekolah bekerjasama dengan perbankan untuk membeli peralatan sekolah, yang kemudian dilunasi oleh dana orangtua. Perusahaan komputer, alat olahraga, alat seni, kontraktor, perusahaan komunikasi, bisa terlibat secara massal untuk membangun sekolah modern. BUMN dan swasta, termasuk perbankan, tak perlu mencari laba berlebihan dari kerjasama ini.

Pengusaha swasta maupun BUMN tak bisa menutup mata dengan kondisi sekolah di sekitarnya dengan asumsi mereka sudah membayar pajak. 

Yang diperlukan adalah pola kerjasama yang transparan dan terpercaya serta tidak merugikan salah satu pihak. Proyek pembangunan sumber daya manusia harus melibatkan seluruh manusia Indonesia. Potensi yang ada, baik dari anggaran pemerintah pusat, pemerintah daerah, maupun swasta dan BUMN perlu dikerahkan untuk membantu meningkatkan kualitas pendidikan anak Indonesia.

Jika bicara aspek keuangan mungkin perusahaan akan kesulitan menghitung untung rugi saat membiayai proyek pendidikan. Tapi pengembangan sumberdaya manusia akan selalu menguntungkan bersama.

Jadi yang perlu dipikirkan bagaimana mekanisme keterlibatan BUMN dan swasta dalam dunia pendidikan agar potensi mereka bisa dimanfaatkan.

Tentu saja selalu ada resiko dalam sebuah proyek, seperti halnya keterlibatan BUMN dan swasta di infrastruktur. Tapi semua itu bisa dikalkulasi.

Saya cukup yakin jika ada trust pada aspek pengelolaan proyek ini, semua pihak, termasuk orangtua dan alumni mau terlibat. Para orangtua harus membiasakan diri untuk peduli bukan hanya kepada anak sendiri tetapi juga anak orang lain bersama-sama. Itulah esensi pendidikan yang antara lain mengkampanyekan kerjasama antara yang miskin dan kaya.

Sekian dulu dari saya, Rihad Wiranto.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun