Mohon tunggu...
Rigop Darmiko
Rigop Darmiko Mohon Tunggu... -

Biar, biar aku berarti

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Risma, Gang Dolly, dan Moralitas

23 Juni 2014   22:19 Diperbarui: 18 Juni 2015   09:29 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Saya bukan warga Surabaya. Saya warga sumatera utara yang sesekali mendengar pemberitaan tentang penutupan tempat lokalisasi pelacur di daerah bernama Gang Dolly di Surabaya. Saya bukan pengamat atau analis yang mengkaji penutupan gang tempat lokalisasi ini dari berbagai disiplin ilmu. Ini hanya sebuah pandangan awam dari saya.

Beberapa orang berpendapat bahwa pelacur adalah profesi paling tua di dunia. Apakah ini benar sama sekali saya tidak tahu dan tidak ingin membahasnya. 'Pelacur adalah orang yang jujur dengan dirinya' ini juga kerap dipakai dalam berbagai argumen orang-orang yang kurang setuju dengan penutupan tempat lokalisasi.

Ada dua alasan yang biasa di pakai sebagai argumen penolakan penutupan tempat lokalisasi yaitu dengan mengatasnamakan Hak Asasi Manusia dan juga demi terkontrolnya pelacuran. Karena konon dengan ditutupnya sebuah tempat lokalisasi maka para pelacur ini akan merebak dan membuka tempat pelacuran dimana-mana. Saya tidak punya kapasitas untuk mengkaji ini.

Tetapi bagiku, ketika Risma dengan berani menutup tempat lokalisasi yang dikatakan terbesar di asean itu bahkan konon telah mempunyai akar sejarah, saya hanya tahu betapa masih ada suara hati yang benar demi menegakkan moralitas umat, massa, khalayak ataupun masyarakat.

Ketika kita tahu kita mempunyai sebuah tumor berbahaya dalam diri kita. Kita tidak akan membiarkannya dengan alasan kalau diganggu nanti merebak kemana-mana. Kita akan berusaha mencabutnya sampai akarnya.

Keputusan Risma, Salah Satu Walikota Terbaik Dunia itu telah melakukan apa yang sepatutnya menjadi tugas seorang pemimpin. Karena kalau tidak maka akan ada kelompok-kelompok yang merasa berhak menegakkan hukum menurut tafsirannya sendiri. Bagi saya sederhana, sikap Ibu Walikota ini menunjukkan bahwa negara masih mempunyai pemimpin yang benar-benar perduli dengan rakyat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun