Mohon tunggu...
Rigop Darmiko
Rigop Darmiko Mohon Tunggu... -

Biar, biar aku berarti

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mari Pulang Anakku, di Rumah Kau Tak Perlu Berpura-pura

23 April 2014   16:36 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:18 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Nak...Ayo kita pulang
Izinkan aku menutup matamu sejenak
Sebab warna-warna di sepanjang jalan ini terlalu silau
Karena suara-suara mereka selalu mengatasnamakan kebenaran
Tetapi dengarkan anakku
Kebenaran tidak pernah terpenjara dalam kata-kata
Kebenaran adalah soal perbuatan

Ayo kita pulang anakku sayang
izinkan aku menutup telingamu saja
Agar kau tidak mendengar
Peperangan dari jiwa-jiwa yang kerdil
Yang hanya menginginkan kekuasaan
Dengarkanlah bapakmu yang tiada bersekolah ini
Seseorang yang merasa berhak atas kekuasaan
Dengan mencari keburukan-keburukan lawan
Tidak akan memimpin atas nama kita
Tetapi ambisi dan pergantian rezim
Dan itu bukan sebuah perubahan

Ayo kemari anakku, duduklah di pangkuanku
Sebab beginilah mestinya dalam pangkuan ibu pertiwi
Bukan menebar kepahitan yang tiada henti
Mengumbar dendam dalam janji-janji
Dan kita tetap tiada pernah menjadi warga
Warga dari sebuah bangsa yang merdeka
Karena kita hanya berganti warna
Primordialisme yang tiada berubah
Menjadikan kita warga kekuasaan yang ada
Dan kita tetap terjajah

Mari ke pelukanku anakku
Sebab tak kau rasakan lagi pelukan sang garuda
Sebab sedari awal kita di ajar bermimpi untuk menjadi bangsa terbesar
Ya anakku, mimpi yang membuat hati kita besar
Sedang kita terus saja melihat
Modal dan Kekuasaan adalah sang elang pemenang

Mari pulang anakku
Belajarlah yang baik di sampingku
Berjuanglah demi masa depanmu
Karena kita harus memenuhi berbagai pungutan pegawai-pegawai pemerintah
Sebab kita kini menjadi warga yang harus memenuhi administrasi
Jika ingin hidup di bumi pertiwi

Mari pulang anakku
Aku ingin kau di rumah saja
Di sana kita punya warna kejujuran
Di sana kau tidak perlu berpura-pura
Berpura-pura mempunyai nilai sembilan di rapotmu
Tidak perlu nak, berpura-pura lulus dengan nilai terbaik nasional
Jadilah dirimu sendiri
Berakhlak dan berilmu
Agar kau tidak jadi pemain sandiwara
Dalam warna-warna bertebaran di sepanjang jalan ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun