Mohon tunggu...
Rigen Susanto
Rigen Susanto Mohon Tunggu... Lainnya - Kepala Sekolah

Kepala Sekolah Dasar Negeri 1 Kulurejo Korwilcam Bidik Nguntoronadi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Diombang-ambingkan oleh Badai Perseteruan

9 Januari 2024   11:36 Diperbarui: 9 Januari 2024   20:05 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi hari yang cerah, ketika matahari bersinar terang, seorang pria duduk di samping istri tercinta. Namun, pikirannya melayang jauh, tak tentu arah. Ia merenung dalam keheningan, mencoba menemukan arti yang sejati dalam hidupnya. Lito menemui kesulitan dalam perjalanan pulang kampungnya. Namun, ia tidak menyerah dan tetap bertekad untuk meminta maaf kepada orang tuanya.

"Berapa lama lagi perjalanan kita, Yah?," tanya wanita itu kepada Lito.

"30 menit kita akan segera sampai, Mah," jawab Lito.

"Aku ragu orang tua kamu akan menerima kedatangan kita tidak?," lirih wanita itu sambil menghela nafas panjang.

"Entahlah," tukas Lito.

Kita semua mengalami momen-momen seperti ini. Kadang-kadang pikiran kita melintasi lautan kegelisahan dan keraguan. Namun ingatlah bahwa dalam setiap tantangan ada peluang untuk tumbuh dan berkembang. Kita juga bisa menggunakan alat-alat yang tersedia untuk membantu menemukan tujuan hidup kita. Dengan refleksi dan pemikiran yang mendalam, kita dapat menemukan arah yang pasti bagi diri kita sendiri.

Terlihat dari kejauhan di halaman rumah orang tua Lito. Lelaki separuh baya menyambut kedatangan mereka berdua dengan muka merah padam menahan marah.

"Mengapa kalian datang kesini lagi?, bentak lelaki itu sambil berkacak pinggang menahan emosi.

"Ayah aku meminta maaf atas segala kesalahan yang hamba lakukan," jawab Lito sambil menunduk.

Lelaki itu berjalan mendekati Lito dan istrinya sambil menunjuk muka dengan jari telunjuknya. "Sawah sudah aku jual untuk menutupi hutang, bayar sewa rumah. Sekarang pulang ke rumah dengan membawa wanita baru lagi. Di mana letak tanggungjawabmu!" bentak dia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun