Mohon tunggu...
Rifta Anastasya Desti
Rifta Anastasya Desti Mohon Tunggu... Mahasiswa - UNNES

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Sawit di Papua: Antara Untung dan Kehilangan Hutan Adat

20 Juni 2024   22:21 Diperbarui: 20 Juni 2024   23:09 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Papua adalah salah satu pulau besar di Indonesia yang memiliki kekayaan alam yang luar biasa dan potensi ekonomi yang menjanjikan untuk investor dalam dan luar negeri. Perkebunan kelapa sawit adalah salah satu industri paling laris di daerah ini. Namun, meskipun memiliki potensi besar, ekspansi perkebunan ini memicu banyak perdebatan, terutama terkait dampak yang akan ditimbulkan terhadap hutan adat dan lingkungan. 

Hutan adat Papua adalah identitas dan sumber kehidupan masyarakat adat Papua. Hak masyarakat adat atas hutan mereka telah diambil alih oleh pengembangan perkebunan kelapa sawit yang besar, dan mengancam kelangsungan hidup mereka di tanah leluhur mereka.

Kerugian yang ditimbulkan oleh perkebunan kelapa sawit di Papua tidak berhenti di situ. Deforestasi hutan untuk kelapa sawit menyebabkan kerusakan lingkungan yang signifikan. Hilangnya habitat flora dan fauna, penurunan keanekaragaman hayati, dan peningkatan emisi gas rumah kaca disebabkan oleh hilangnya hutan-hutan adat itu. Selain itu, pencemaran air dan udara menimbulkan ancaman kesehatan bagi masyarakat Papua.

Ironisnya, perkebunan kelapa sawit di Papua bukannya membawa kesejahteraan justru menyebabkan konflik dan pelanggaran hak asasi manusia. Sering terjadi konflik antara masyarakat adat dan perusahaan perkebunan kelapa sawit yang mengancam stabilitas dan keamanan daerah.

Perampasan tanah adat dan eksploitasi hutan liar memerlukan penegakan hukum yang kuat. Untuk memastikan pembangunan berkelanjutan di Papua, pemerintah Indonesia harus mengambil tindakan tegas. Hak-hak masyarakat adat dan kelestarian lingkungan harus menjadi prioritas dalam pengembangan ekonomi Papua.

Selain itu, dialog yang terbuka dan inklusif dengan masyarakat adat Papua sangat penting. Jika kita ingin membangun masa depan Papua yang adil dan berkelanjutan, kita harus memperhatikan suara mereka dan melibatkan mereka dalam pengambilan keputusan tentang bagaimana mengelola hutan dan sumber daya alam di tanah kita.

Dengan kekayaan alamnya yang melimpah, Papua memiliki potensi untuk menjadi katalisator untuk kemajuan bangsa. Warisan adat dan kelestarian lingkungan jelas tidak boleh dikorbankan oleh pembangunan ini. Perkebunan sawit di Papua seperti pisau bermata dua: menguntungkan dan merugikan identitas masyarakat Papua dan lingkungan.

Solusi yang berkelanjutan memerlukan kolaborasi antara pemerintah, pengusaha, dan seluruh pemangku kepentingan. Pembangunan di Papua harus mengutamakan perlindungan masyarakat adat dan kelestarian lingkungan. Dengan begitu, Papua akan memiliki masa depan yang aman dan lestari untuk semua warganya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun