Mohon tunggu...
Rifqoh Roziah
Rifqoh Roziah Mohon Tunggu... mahasiswa -

masih dalam proses menjadi seseorang yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Awali dengan Bismillah

25 Februari 2017   06:18 Diperbarui: 25 Februari 2017   18:01 595
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pada sore hari, di sebuah kursi taman rumah ada seorang anak bersama ibunya duduk berbincang-bincang menikmati terbenamnya matahari. Anak itu bernama Alean.

“Mama kapan aku akan punya adek?” kata Alean sambil memandang perut ibunya yang semakin hari ia lihat semakin membesar.

“Mungkin 4 atau 5 bulan lagi Lean akan punya adek, Lean senang gak kalau punya Adek Bayi?” kata mama Alean yang dari tadi tak henti-hentinya memegang dan mengelus-eluskan perutnya yang tenggah hamil 8 bulan.

“Seneng dong Maa, kan dari dulu Lean pengen punya adik. Nanti Lean bisa main bareng sama Adek. Kan selama ini Lean nggak ada temen di rumah.”

Waktu menunjukkan pukul 17.30 WIB.

Adzan Maghrib sebentar lagi akan dikumandankan.

“Lean, masuk rumah yuk! Kita ambil air wudhu terus pergi ke masjid untuk menunaikan sholat Maghrib”

“Siap Maa” sambil berlari menuju ke arah rumah.

Setelah menunaikan ibadah sholat maghrib. Seperti biasa Alean mengaji di masjid bersama teman sebayanya. Alean belajar mengaji masih di tahap belajar mambaca huruf hijaiyah.

Beberapa saat seusai membaca do’a Alean mendengar anak lain yang sedang berbisik-bisik. Alean menoleh ke arah sumber suara. Akan tetapi Alean melihat seorang wanita yang usianya kira-kira seumuran dengan Mamanya Alean memakai gamis berwarna kuning motif bunga-bunga yang sangat cantik dan dipadukan dengan khimar panjang yang tak kalah cantik juga.

“Ustadzah” ujar seorang anak sembari mencium tangan Ustadzah.

“Semua sudah untuk belajar mengaji?”

“Belum siap Ustadzah”

“Siap Ustadzah”

“Sebelum memulai belajar pada hari ini marilah kita membaca basmallah bersama-sama terlebih dahulu” Ustadzah mengawali pembelajaran.

“Bismillahir rahmanir rahim” semua membaca basmalah kecuali Alean.

“Alean kenapa kok tidak baca basmallah?”

“Gak mau”

“Kenapa Alean gak mau baca basmallah sayang?”

“Baca basmallah itu buat apa sih Ustadzah? Gak ada gunannya”

“Alean sayang ngmongnya yang baik ya sayang. Sebelum memulai mengaji kita harus membaca basmallah terlebih dahulu sayang. Supaya selama kita belajar tidak diganggu oleh setan”

“Oh gitu ya Ustadzah?”

“Iya Alean sayang, bukan hanya akan memulai mengaji saja kita membaca basmallah sayang. Ketika kita akan masuk kamar mandi, memakai baju, keluar rumah, masuk rumah, sebelum makan, sebelum tidur, dan kegiatan lainnya sayang. Supaya kita tidak diganggu oleh setan, kita harus membiasakan membaca basmallah sebelum melakukan sesuatu sayang”

“Oke Ustadzah sekarang Alean mengerti. Ayo teman-teman kita mengaji. Tapi sebelum mengaji kita baca basmallah terlebih dahulu!”

“Bismillahir rahmanir rahim” semua anak membaca basmallah, tanpa terkecuali Alean, bahkan Alean yang paling bersemangat dalam membaca basmallah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun