Semakin terbukanya media dan berkembangnya jejaring sosial membuat semua orang punya kesempatan menjadi penulis. Bagaimana seseorang memulai untuk menjadi penulis?
"Menulis baiknya didasarkan dari pengalaman, baik yang terjadi pada diri sendiri maupun orang lain," kata penulis Raditya Dika dalam acara bincang-bincang pertengahan pekan lalu di Universitas Al-Azhar Jakarta.
Menurut Dika, pengalaman unik saat perkenalan, hobi, bahkan pengalaman pahit, bisa menjadi tulisan yang menarik.
"Penulis yang baik adalah penulis yang bisa mengungkapkan sesuatu yang biasa menjadi sesuatu yang unik," kata penulis novel laris "Kambing Jantan" tersebut.
Dia menceritakan bahwa tantangan dan rintangan dia alami saat mendistribusikan buku pertamanya, tapi kini hal tersebut "telah berbuah manis".
Acara bincang-bincang bertema "Kreatif Menulis, Rejeki Tak Akan Habis" itu digelar oleh Faber-Castell dan sudah tiga kali berlangsung di berbagai kota. Acara serupa akan berlangsung di Universitas Mercu Buana (6/12) serta Universitas Indonesia.
Sementara blogger senior, Risa Amrikasari, meminta para penulis blog agar mengedepankan etika dan menjunjung hak atas kekayaan intelektual (HAKI), agar terbebas dari tuntutan hukum.
Risa menyatakan, permintaan itu disampaikan terkait adanya isu salah satu blogger Indonesia disomasi Facebook karena membuat tema blognya meniru facebook profile.
Risa yang juga sebagai konsultan dan pegiat HAKI, menyatakan keprihatinannya tas kasus tersebut. Pasalnya, di saat ASEAN Blogger berdeklarasi, di mana salah satu point-nya (No.5) adalah menghargai HAKI orang lain, malah ada Blogger Indonesia yang disomasi Facebook
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H