Mohon tunggu...
Rifqiyudin Anshari
Rifqiyudin Anshari Mohon Tunggu... Buruh - Independent, Bebas dan Merdeka

rifqiyudinanshari@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Daripada Melakukan Pesugihan, Pejabat Lebih Memilih Korup

28 Agustus 2019   01:26 Diperbarui: 28 Agustus 2019   01:52 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagaimana dijelaskan dalam Surat an-Nisaa ayat 48, Allah berfirman: "Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa selain (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendakiNya." atau penegasan dalam surat lain misalnya Surat Luqman ayat 13, QS Al An'am ayat 88 dan dalil-dalil penunjang lain seperti al-Hadits dan fatwa ulama.

Dari penjelasan yang singkat tersebut, kita bisa menyimpulkan bahwa Dosa Korupsi lebih baik daripada Dosa Pesugihan (Padahal sebenarnya tidak ada dosa yang baik, sebab kalau baik namanya Pahal ya..). artinya, ini bisa menjadi celah yang memotivasi oknum pejabat Muslim dalam menggasak uang rakyat, kemudian, karna juga menggunakan perhitungan matematis dengan ukur-ukuran dosa, maka, sepertiga dari harta hasil korupsi terebut disedekahkan kepada fakir miskin dan bisa jadi untuk menyumbang pondok-pesantren, pembangunan masjid dan lain-lain dengan pikiran bahwa Dosa korupsi bisa ditutup oleh pahala sedekah.

Padahal sejatinya itu bukan sedeqah tetapi mengembalikan uang rakyat kepada rakyat sebagian, yang bisa saja uang hasil korupsi tersebut (meskipun milik rakyat) ada hak rakyat lainnya yang tidak diberikan, tentu saja ini juga mengundang dosa yang lain yakni mengambil hak orang lain tanpa sepengetahuan pemiliknya (Korupsi), atau dalam bahasa sederhana bahwa menerima sumbangan dari hasil korupsi adalah juga Korupsi. yatoo..?

Saya percaya bahwa koruptor muslim itu sebenarnya masih takut terhadap dosa-dosa dan siksa diakhirat, namun disisilain, nafsu duniawi-nyapun belum bisa dikondisikan, mereka masih butuh uang berlimpah dan tidak pernah merasa puas sampai Allah memanggil mereka ke Alam Baka. Desakan nafsu yang menutut terpuaskan tersebut ternyata masih dikelilingi oleh ketakutan-ketakutan, hingga kemudian merka melakukan hitung-hitungan dengan Dosa dan Ketentuan Allah.

Jadi, mereka bisa saja berpikir bahwa Korupsi masih jauh lebih baik daripada harus melakukan pesugihan, Korupsi sanksinya hanya dipenjara dan disita aset hasil korupsinya, dipenjara kan bisa bertobat dan berjanji tidak akan korupsi lagi. Nah kalau pesugihan? selain harus kekal di Neraka karna dosa Syirik, juga harus mengorbankan Nyawa keluarga atau apapun yang dicintai, maka korupsi jauh lebih ringan dan mudah. ya lebih baik korupsi to?

Maka, untuk mencegah maraknya perilaku korupsi, selain menyoal kepastian hukum, penerapan sistem juga harus bisa mempersulit Oknum Pejabat untuk melakukan korupsi. atau paling tidak bisa menekan sedikit akses untuk Korup. Pemerintah harus percaya bahwa Tindakan Korup itu terjadi bukan hanya karna motivasi Iman yang kurang, tetapi juga karna ada Kesempatan dan Peluang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun