Mohon tunggu...
RIFQIYA ZAHARA
RIFQIYA ZAHARA Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Seni menulis adalah seni menemukan apa yang kamu yakini. -Gustave Flaubert

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Krisis Identitas dan Budaya yang Menjadi Salah Satu Tantangan Eksistensi Pancasila

29 November 2024   21:40 Diperbarui: 29 November 2024   21:40 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Krisis Identitas dan Budaya menjadi salah satu Ancaman Besar Terhadap Pancasila. Fenomena ini bukan sekadar perubahan tren atau fashion melainkan  krisis yang mengguncang nilai-nilai luhur negara ini. Saat ini Masyarakat Indonesia sering terpapar budaya asing yang menggeser nilai-nilai tradisional dan lokal. Kebingungan identitas ini membuat banyak orang terutama generasi muda kurang memahami dan menghargai Pancasila sebagai dasar negara. Penanaman nilai-nilai budaya lokal yang sejalan dengan Pancasila sangat penting untuk memperkuat rasa kebangsaan.

 Faktor - Faktor

 • Globalisasi yang tidak terkendali

Derasnya arus globalisasi membawa serta beragam budaya, gaya hidup, dan nilai-nilai asing yang belum tentu selaras dengan nilai-nilai Pancasila. Akibatnya masyarakat cenderung  mengadopsi budaya populer asing dibandingkan melestarikan budaya lokal.

 • Evolusi teknologi secara eksponensial

Media sosial dan Internet telah mengubah cara kita berkomunikasi dan mengakses informasi. Informasi yang tidak terverifikasi dan laporan palsu dapat dengan mudah menyebar dan menyebabkan polarisasi dan perpecahan sosial.

 • Lemahnya Pendidikan Karakter

Meskipun sistem pendidikan kita seringkali hanya fokus pada aspek kognitif, namun pendidikan karakter yang menanamkan nilai-nilai Pancasila seringkali terabaikan.

• Politik Identitas Radikal

Politik identitas yang mengadu domba  kelompok masyarakat yang berbeda berdasarkan suku, agama, ras, atau golongan dapat memecah belah persatuan dan kesatuan suatu bangsa.

 • Krisis kepercayaan

Masyarakat kehilangan kepercayaan terhadap lembaga dan pemimpin pemerintah, sehingga menimbulkan sikap apatis dan individualisme.

Dampak terhadap Pancasila 

• Nilai-nilai Pancasila semakin memudar yakni nilai-nilai seperti gotong royong, kemauan untuk mufakat, toleransi, dan keadilan sosial semakin sulit ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.

 • Munculnya radikalisme dan ekstremisme

 • Lemahnya nasionalisme yakni rasa cinta  tanah air dan bangsa mulai memudar dan mengancam keutuhan NKRI.

 • Perpecahan sosial yang mendalam seperti perbedaan pandangan dan kepentingan dapat menyebabkan konflik sosial jangka panjang.

Upaya Mengatasi Krisis

 • Penguatan Pendidikan Karakter karena pendidikan karakter harus menjadi landasan terpenting dalam sistem pendidikan suatu negara.

 • Pelestarian budaya lokal secara aktif. Pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama untuk melestarikan dan mengembangkan budaya lokal.

 • Penggunaan teknologi secara bijaksana. Teknologi harus digunakan untuk meneguhkan nilai-nilai Pancasila, bukan untuk menyebarkan berita bohong atau ujaran kebencian.

 • Penguatan peran keluarga.  Keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat mempunyai peranan penting dalam penanaman nilai-nilai Pancasila pada anak.

• Penegakan hukum yang adil dan sehat. Hukum harus ditegakkan tanpa diskriminasi agar memberikan efek jera terhadap pelakunya.

 • Memperkuat peran media massa. Media massa berperan penting dalam membentuk opini publik. Media harus mengambil tanggung jawab untuk menyediakan informasi yang akurat dan konstruktif.

 • Peningkatan partisipasi Masyarakat. Masyarakat hendaknya berpartisipasi aktif dalam upaya pelestarian nilai-nilai Pancasila.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun