Mohon tunggu...
Rifqi Ulinnuha
Rifqi Ulinnuha Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

pecinta filsafat, teologi, tasawuf, psikologi, moderasi agama-toleransi, lingkungan hidup, kemanusiaan, sosial-budaya, gender dan sastra.🪄

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pujangga Dadakan

14 Agustus 2024   04:17 Diperbarui: 14 Agustus 2024   04:47 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(pinterest: Alonzo Lorenzo Lugones)

Usia 20-an

Masa di mana bibit pujangga mulai tumbuh

Berawal dari kisah cinta payah selembar kertas

Segala bentuk bahagia dan kecewa diubah menjadi prosa

 

Buku harian mereka jadikan tempat pengaduan

Tidak peduli siapa pesaing paling berat

Do'a-do'a dilangitkan walau berantakan

Memohon dan memaksa pada Tuhan agar bisa disatukan

(Cirebon, 2021)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun