Mohon tunggu...
Rifqi Ulinnuha
Rifqi Ulinnuha Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

pecinta filsafat, teologi, tasawuf, psikologi, moderasi agama-toleransi, lingkungan hidup, kemanusiaan, sosial-budaya, gender dan sastra.🪄

Selanjutnya

Tutup

Roman

Lelah

13 Agustus 2024   18:54 Diperbarui: 13 Agustus 2024   19:10 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lelah bukan berarti menyerah

 

Aku pernah berada dititik terendah dalam hidupku. Rasanya aku benar-benar tidak ingin mendengar dan mempercayai siapapun. Semua orang hanya melukai hatiku saja. Semesta yang katanya luas saja sudah gagal untuk membujukku---kembali menjadi kuat. Aku manusia---wajar saja bila aku merasa begitu lelah. Lelah oleh semua tipu daya manusia yang begitu durjana.

Kisah hidupku memang tak seindah negeri fantasi. Imajiku saja yang terlalu tinggi; aku tak sadar diri dengan kemampuanku---hingga pada akhirnya semua imajiku menghancurkan realitasku.

Hingga kau datang dan membisikkan sesuatu kepadaku:

"Jangan menyerah dulu. Lelahmu karena kegagalan dan cacian orang-orang; bukan untuk kau masukkan di dalam hati. Karena hati tidak akan pernah bisa menerima yang namanya rasa sakit. Nikmati saja prosesnya; jika semesta yang membuatmu lelah, maka semesta jugalah yang akan membuatmu bangkit."

Kalimat itu membuatku tersadar. Bahwa yang namanya leleah itu wajar, namun harus juga bisa dikendalikan.

Untukmu terima kasih telah mengingatkanku disaat aku benar-benar sedang terjatuh. Entah harus dengan cara apa aku membalasnya---mungkin cinta, mungkin setia.

 

Lelah mengajarkan kamu agar bisa bertahan. Bukan untuk terus meratapi sambil rebahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun