      Kongres keempat ini diselenggarakan di Surabaya pada  26  Oktober --2  November  1919. Pada tahun  inilah keanggotaan Sarekat Islam ini berada di puncaknya yaitu sekitar 2,5 juta anggota. Permasalahan  pokok yang dibicarakan disini yaitu mengenai organisasi sentral kaum buruh yang sedikit banyaknya  telah  dipengaruhi  oleh  Sarekat  Islam  cabang  Semarang  yang termasuk ke dalam golongan sosialis-revolusioner.
     Adapun  hasil  dari  kongres  CSI pada  tahun 1919  ini  bisa  dilihat  dari munculnya beberapa serikat sekerja diantaranya yaitu Sarekat Sekerja Pabrik Gula,  Sarekat  pekerja  Pegadaian,  dan  Sarekat  Sekerja  Kereta  Api.  Ketiga perkumpulan  ini  tergabung  dalam  suatu  ikatan  federasi  yang dinamakan Revolusioner Sosialistische Vakcentrale. Lalu, perkumpulan ini berganti nama menjadi Persatuan Pergerakan Kaum Buruh (PPKB) yang didirikan pada 15 Desember 1919.
- Munculnya Komunis di Tubuh Sarekat Islam
Tahun 1920 merupakan tahun dimana terjadinya perpecahan di Sarekat Islam sudah sangat terlihat.  Pertentangan pun terjadi, yaitu golongan sosialis  yang dipelopori  oleh  Semaun  dengan  golongan  agama  yang  dipelopori  oleh Tjokroaminoto yang memperlihatkan  adanya  perbedaaan  paham  antara kedua kubu tersebut. Apalagi  dengan  diselenggarakannya  Kongres  Istimewa antara Sneevliet  dengan  Semaun  itu membuat 40  orang  anggota  lainnya yang  memutuskan  bahwa  ISDV  sudah  resmi  bergabung menjadi  anggota Komintern  (Internasionale  Komunis)  dan  mengubah nama  perkumpulan tersebut jadi Perserikatan Komunis Hindia pada tanggal 23 Mei 1920. Hal ini sudah tentu menjadi salah satu faktor yang menyebabkan perpecahan di tubuh Sarekat Islam semakin memanas.
Kondisi mengenai perpecahan dalam tubuh Sarekat Islam ini makin diperkeruh dengan pernyataan dari Darsono dari golongan Komunis yang mengungkapkan ketidakpercayaannya terhadap masalah   keuangan yang dipimpinTjokroaminoto. Namun akhirnya permasalahan ini bisa terselesaikan pada saat melaksanakan kongres kelima pada tanggal 2-6 Maret 1921, yang mana pada saat itu Darsono   meminta maaf kepada Tjokroaminoto terhadap pernyataan yang diungkapkannya.
- Kongres Central Sarekat Islam tahun 1921
Kongres pada tahun 1921 ini diadakan sebanyak 2 kali di tempat yang berbeda pula. Kongres ini diadakan di Yogyakarta pada tanggal 1-7 Maret 1921.  Dalam  kongres  yang  kelima  ini,  Tjokroaminoto  sebagai  ketua umum SI  menanggapi  pertentangan  antara  para pemimpin  Sarekat  Islam  yaitu antara  Abdul  Muis  dengan  Semaun.  Ketua Umum CSI mengungkapkan bahwa lebih baik untuk mengutamakan persatuan dan kesatuan di dalam tubuh Sarekat Islam.
     Kemudian  CSI  kembali  mengadakan  sebuah  kongres  terakhir di tahun ini yang diadakan di Surabaya pada 6-10 Oktober 1921. Kongres ini diberi nama Kongres Luar Biasa Sarekat Islam. Namun,  pada kongres  kali ini tidak  dipimpin  oleh Tjokroaminoto  sebagai  Ketua  CSI,  melainkan dipimpin oleh  Abdul  Muis selaku wakil ketua CSI.  Hal  ini  dikarenakan  pada  tanggal  28  Agustus  1921, Pimpinan Sarekat Islam ditangkap  oleh  polisi  di  Surabaya.  Itu terjadi karena Tjokroaminoto tersangkut kasus Afdeling B yang merupakan suatu pemberontakan yang dilakukan oleh masyarakat Priangan terhadap penguasa kolonial Belanda yang dipimpin oleh Sarekat Islam.
     Dalam hal  ini perdebatan pun terjadi antara kader  PKI  yang  berada  di dalam  organisasi  Sarekat  Islam  yang  diwakili  oleh  Semaun dan anggota CSI  yang  diwakili  oleh Agus  Salim.  Akhir dari keputusan kongres ini adalah bahwa Abdul Muis mengeluarkan sebuah ketetapan adanya suatu disiplin partai. Yang artinya, seluruh anggota Sarekat Islam dilarang masuk menjadi anggota perhimpunan lain. Hal ini merupakan salah satu bentuk upaya dari Muis dan pemimpin Sarekat Islam lainnya untuk bisa membersihkan golongan komunis yang ada dalam organisasi Sarekat Islam.
     Tentunya  pengeluaran  aturan  mengenai  disipin  partai  ini  menjadi sebuah pertimbangan  tersendiri  bagi para  anggota  Sarekat  Islam  yang  masuk  kedalam  golongan  komunis  seperti  Semaun,  Darsono,  dan lainnya. Keputusan yang diambil oleh para kader PKI ini  memilih  untuk  keluar  dari  CSI  dan  sudah memiliki rencana untuk membentuk sebuah CSIK sebagai pusat  dari  Sarekat  Islam  golongan  komunis. Yang pada akhirnya dari keputusan tersebut  menyebabkan  Sarekat  Islam  terpecah  menjadi  dua  aliran  yaitu Sarekat  Islam  Merah  yang  berpusat  di  Semarang  dan  Sarekat  Islam  Putih yang berpusat di Yogyakarta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
