Mohon tunggu...
Rifqi Badruzzaman
Rifqi Badruzzaman Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Pengen jadi penulis

Masih belajar dan terus belajar, Mohon berikan masukan tentang apa yang harus saya perbaiki

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Penyair Lusuh

10 Maret 2021   01:09 Diperbarui: 3 April 2021   06:35 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.



Malam ini
Kembali ku membatu
Di salah satu sudut bumi
Memandangi cakrawala

Lagi lagi selalu saja kelam
Kucoba mengoyak hening
Mencari letak koordinat
Akan sebuah kemenangan
Yang tersembunyi
Atau mungkin
Memang sebenar nya tak ada

Rembulan pun seakan mengawasi
Setiap gerak gerik
Yang tercipta
Dari tubuh seorang penyair lusuh

Tatap mata nya sendu
Tergambar jelas
Diantara wajah kumal
Dibalik kaca mata rapuh
Yang hampir patah

Dengan langkah terseok seok
Ku hampiri sebuah cermin
Ku pandangi gambar diri
Dengan seksama 
Seraya memaki


"Hey bodoh....
Tak sadarkah kau,
Kau ini hanyalah butiran debu
Lalu kau Bermimpi
untuk dapat memiliki pelangi.? 
Hahaha lucu sekali ....."

Setelah sekian lama ku bercermin
Aku pun tersadar
Seketika kuputuskan
Untuk ku tanggalkan mimpi
Pada dinding langit
Dan bergegas pergi

Dengan sedikit terhuyung
Dirundung pilu
Ku paksakan kaki untuk melangkah
Melanjutkan hidup
Sebagai seorang penyair lusuh
Yang kerap
dicaci maki oleh semesta
Dan dianggap nista



Rifqi badruzzaman

Jakarta 10 maret 2021


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun