Mohon tunggu...
Rifqi Murtiani
Rifqi Murtiani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa prodi Teknik Informatika di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Gemar menghafal, Suka mendengarkan, dan senang menjadi tempat curhat orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Generasi Burnout: Mengatasi Kelelahan Emosional di Zaman yang Sibuk

30 Agustus 2023   22:10 Diperbarui: 30 Agustus 2023   22:32 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh Gerd Altmann dari Pixabay

Pendahuluan
Zaman modern ini, yang ditandai oleh kemajuan teknologi dan kecepatan informasi, telah membawa perubahan signifikan dalam cara kita menjalani hidup. Namun, di balik segala inovasi dan kemudahan yang diberikan oleh zaman ini, muncul juga tantangan yang cukup kompleks. 

Salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh generasi saat ini adalah kelelahan emosional atau yang sering dikenal dengan istilah "burnout." Generasi ini, yang dikenal sebagai Generasi Z dan milenial, hidup dalam tekanan yang konstan, baik dari segi pekerjaan, pendidikan, maupun aspek sosialnya. 

Artikel ini akan membahas fenomena burnout, faktor penyebabnya, serta langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengatasi kelelahan emosional di zaman yang sibuk.

Fenomena Burnout
Burnout merupakan istilah yang pertama kali diperkenalkan oleh psikolog Herbert Freudenberger pada tahun 1974. Ia menggambarkan burnout sebagai keadaan fisik dan mental yang muncul akibat stres kronis yang berkepanjangan, terutama terjadi di lingkungan kerja. 

Namun, dalam era globalisasi dan teknologi seperti sekarang, burnout tidak hanya terbatas pada lingkungan kerja, tetapi juga dapat terjadi dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan, hubungan sosial, dan tuntutan personal.

Faktor Penyebab Burnout

1. Tekanan Kerja dan Pendidikan Tinggi: Generasi Z dan milenial sering kali menghadapi tekanan yang luar biasa di tempat kerja dan dalam mengejar pendidikan tinggi. Tuntutan untuk mencapai target, bekerja dalam tenggat waktu yang ketat, serta meningkatnya kompetisi dapat menyebabkan stres yang berkepanjangan.

2. Teknologi dan Keterhubungan Sosial: Teknologi yang semakin canggih seharusnya membantu mempermudah hidup, namun sebaliknya, teknologi juga menciptakan keterhubungan sosial yang terus-menerus. Tekanan untuk selalu "online," menjaga citra di media sosial, dan menjaga hubungan sosial dapat menambah beban emosional yang signifikan.

3. Harapan dan Ekspektasi Tinggi: Generasi ini tumbuh di tengah budaya yang menekankan pencapaian dan kesuksesan. Harapan diri sendiri yang tinggi, serta harapan orang lain yang juga tinggi, bisa menjadi beban emosional yang berat.

4. Ketidakpastian Ekonomi: Krisis ekonomi dan perubahan dalam struktur pasar kerja dapat menyebabkan ketidakpastian dalam karier dan keuangan, yang pada gilirannya meningkatkan tingkat stres dan kekhawatiran.

Strategi Mengatasi Burnout

1. Pentingnya Pemahaman Diri: Generasi ini perlu mengembangkan pemahaman yang mendalam tentang diri mereka sendiri, termasuk batasan fisik dan mental mereka. Ini melibatkan kemampuan untuk mengenali tanda-tanda awal burnout dan mengambil tindakan preventif sebelum mencapai titik yang lebih parah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun