Mohon tunggu...
Muhammad Rifqi Marcellino
Muhammad Rifqi Marcellino Mohon Tunggu... Editor - Institut Seni Surakarta

Saya adalah seorang mahasiswa prodi Film dan Televisi di Institut Seni Indonesia Surakarta

Selanjutnya

Tutup

Joglosemar

Klaten dengan Budaya Tenun Terselubung

27 Februari 2024   00:36 Diperbarui: 27 Februari 2024   00:38 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Joglosemar. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com

Di tanah kelahiran saya, yaitu Kabupaten Klaten ternyata tidak hanya terkenal dengan makanan tradisionalnya seperti tiwul atau salalakthak. Di Klaten terdapat keunikan khas tradisional yaitu kerajinan kain lurik yang masih menggunakan alat tenun tradisional, bukan mesin.

Tidak perlu jauh-jauh untuk meneliti lebih lanjut. Mbah Putri (Samiyem) saya yang tinggal di Desa Japanan, Kecamatan Cawas juga masih melestarikan kerajinan tradisional ini. Dari kecil, setiap saya berkunjung ke tempat Mbah, pasti terlihat Mbah Putri dengan sabarnya merajut benang-benang tersebut dengan penuh kesabaran. Masyarakat di Desa itu memang masih banyak yang menekuni kerajinan ini, kita banyak menemui alat tradisional tenun ini di teras rumah masyarakat setempat.

"Ya memang dari aku remaja sudah mulai nenun, awalnya sih susah tapi lama kelamaan juga akan lanyah (terbiasa)." Ucap Mbah Putri. Memang dibutuhkan kesabaran lebih dalam menggunakan alat yang masih tradisional, sering kali aku melihat Mbah ngedumel sendiri karena ada salah satu benang yang nyangkut, tetapi aku sangat salut dengan kesabaran mbah dan tetap melanjutkan pekerjaannya dengan sepenuh hati.

Tentu bagi Mbah, menenun bukan pekerjaan utama, karena pesanan juga tidak akan datang setiap hari. Pekerjaan Mbah dan sebagian besar masyarakat setempat adalah petani sawah. "Ya kalau ada rejeki ada yang pesan lurik pasti kami buatkan dengan sabar dan sepenuh hati." Ungkap Mbah. Memang, tidak seberapa uang yang dihasilkan dari sentra kerajinan ini. Namun esensi dari kerajinan tenun ini bukan soal uang, akan tetapi tentang pelestarian tradisi secara turun menurun. Apalagi kain yang dihasilkan adalah Kain lurik khas Klaten itu sendiri.

Namun sayangnya, kini kerajinan tradisional sudah tidak diteruskan oleh generasi setelahnya. Banyak generasi muda yang enggan belajar dan lebih memilih pekerjaan yang lebih modern. Maka dari itu, aku sangat mengapresiasi dan bangga pada para sepuh yang masih dengan penuh semangat melestarikan budaya tradisional ini.

Penulis : Muhammad Rifqi Marcellino

Prodi : Film dan Televisi ISI SURAKARTA

Mohon tunggu...

Lihat Konten Joglosemar Selengkapnya
Lihat Joglosemar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun