Mohon tunggu...
Rifqi Khoiri Mudoffar
Rifqi Khoiri Mudoffar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Jakarta

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Haii semuaaa !! Perkenalkan nama saya Rifqi Khoiri Mudoffar, saya biasa dipanggil dengan nama Rifqi, usia ku kini menginjak 18 tahun, saya lahir di Bogor tepat nya pada tanggal 16 April 2005. kini aku bertempat tinggal di Bogor tepatnya di kelurahan Karadenan,Cibinong,kab Bogor,Indonesia. Saya merupakan anak ke 2 dari 4 bersaudara. Orangtua saya merupakan seorang karyawan swasta yang bekerja di Goodyear yang bertempatan di bogor. ketika kecil saya memulai pendidikan di TK Islam Arasy kemudian melanjutkan jenjang pendidikan SMP ku di Mts Negeri 3 Bogor serta aku melanjutkan kembali jenjang SMA ku di SMA Negeri 2 Cibinong dan kini aku menyandang sebagai mahasiswa baru di universitas UIN Jakarta. saat ini hobi yang saya gemari serta saya minati ialah bersepeda dan jogging, karna menurut saya hobi tersebut dapat meningkatkan stamina tubuh dan menjaga kesehatan jantung. Saya juga bercita-cita ingin sukses di masa depan nanti, aku mempunyai target pada diriku untuk bisa menghasilkan banyak uang dan membahagiakan orangtua ku, maka dari itu saya mulai niatkan pada diri saya untuk giat belajar, melaksanakan tugas tepat waktu, selalu berusaha untuk aktif dalam pelajaran, karna hal tersebut akan sangat berpengaruh dalam kehidupanku di masa depan nanti. mungkin itu saja sedikit perkenalan dari saya dan juga terimakasih untuk kalian yang sudah membaca perkenalan diri saya sendiri, Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Deskripsi Film "Death Race"

19 September 2023   18:33 Diperbarui: 20 September 2023   16:38 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Film Death Race adalah sebuah film aksi yang dirilis pada tahun 2008 dan merupakan remake dari film klasik tahun 1975 yang berjudul "Death Race 2000". Film ini disutradarai oleh Paul W.S. Anderson dan dibintangi oleh Jason Statham sebagai pemeran utama, Jensen Ames. "Death Race" adalah sebuah film yang menggabungkan aksi yang intens dengan pertanyaan etis yang menarik. Kisahnya berlatar di masa depan yang tidak terlalu jauh, di mana dunia telah terperosok ke dalam krisis ekonomi dan keuangan yang parah. Salah satu dampak dari krisis ini adalah transformasi sistem peradilan pidana, di mana penjara telah menjadi bisnis besar dan sangat menguntungkan.

 Terminal Island Penitentiary adalah salah satu penjara paling brutal di dunia, tempat ini narapidana diperlakukan seperti binatang buas dan dijadikan peserta dalam acara perlombaan maut yang disiarkan langsung melalui internet, dan dikenal sebagai "Death Race". Pemenang dari perlombaan ini akan mendapatkan kebebasan, itu adalah satu-satunya harapan untuk melarikan diri dari kehidupan yang kejam di dalam penjara.

Pemeran utama dalam film ini adalah Jason Statham, yang memerankan karakter Jensen Ames. Jensen adalah seorang mantan pembalap yang sekarang bekerja sebagai mekanik. Dia adalah seorang ayah yang sangat peduli dan berusaha memberikan kehidupan yang lebih baik untuk putrinya. Namun, nasib buruk datang saat dia dijebak untuk menjadi pengemudi dalam Death Race setelah pembalap sebelumnya tewas dalam sebuah kecelakaan misterius. Jensen dianggap sebagai pengganti ideal karena dia memiliki pengalaman dalam balapan dan mekanik kendaraan. Dia ditawari kesempatan untuk membalas dendam pada para pihak yang telah menjebaknya.

Salah satu karakter penting lainnya adalah Warden Hennessey, yang diperankan oleh Joan Allen. Warden Hennessey adalah pemimpin penjara yang kejam dan berkuasa. Dia juga merupakan otak di balik Death Race. Dia adalah sosok antagonis yang tegas dan tak kenal ampun, yang memerintah penjara dengan tangan besi dan melihat Death Race sebagai cara untuk mengendalikan narapidana dan mendapatkan keuntungan besar.

Terdapat juga karakter Machine Gun Joe Mason, yang diperankan oleh Tyrese Gibson. Machine Gun Joe adalah salah satu pembalap saingan Jensen dalam perlombaan ini. Dia adalah karakter yang kasar dengan kepribadian yang tidak terduga. Tyrese Gibson membawa energi yang kuat ke dalam karakter ini, menciptakan dinamika yang menarik antara Machine Gun Joe dan Jensen Ames.

Aksi dan pertempuran yang intens adalah salah satu aspek yang paling mencolok dalam "Death Race". Film ini menawarkan adegan tiap adegan balap yang eksplosif dan pertarungan brutal di dalam mobil. Setiap perlombaan penuh dengan aksi yang memukau, termasuk tabrakan, ledakan, dan strategi yang dibutuhkan untuk bertahan hidup.

Adegan-adegan balap dalam film ini menggambarkan mobil-mobil yang dimodifikasi dengan senjata dan peralatan khusus untuk menghancurkan lawan. Setiap kendaraan adalah senjata bergerak, dan perlombaan menjadi pertempuran berdarah di atas roda. Aksi ini memang sangat berlebihan dan kadang-kadang melewati batas realisme, tetapi itulah daya tariknya bagi para penggemar film aksi.

Selain aksi yang mendebarkan, desain mobil yang kreatif menjadi elemen tambahan yang menarik dalam film ini. Setiap pembalap memiliki mobil yang unik dengan senjata dan peralatan mengerikan. Desain ini memberikan nuansa yang segar pada film balap dan menambah dimensi lain pada pertarungan. Mobil-mobil yang dimodifikasi memberikan nuansa futuristik dan mengesankan dalam pertarungan yang mematikan.

Film ini juga mengangkat beberapa pertanyaan etis yang menarik. Salah satunya adalah bagaimana media dan hiburan dapat memengaruhi persepsi kita tentang kekerasan. Di dunia film ini, masyarakat yang terpuruk ekonominya terpesona oleh kekerasan dan kematian yang disiarkan secara langsung melalui internet. Hal ini memicu pertanyaan tentang dampak media dalam membentuk pandangan kita tentang moralitas dan keadilan.

Selain itu, film ini juga menyoroti topik hukuman mati yang kontroversial. Di dunia yang digambarkan dalam "Death Race", penjara telah mengadopsi hukuman mati yang sangat brutal melalui perlombaan ini. Ini memicu pertanyaan tentang keadilan, etika, dan moralitas dalam sistem peradilan pidana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun